Mahasiswa Sweeping Polisi Buntut Aksi Brutal di Musala
jpnn.com - PEKANBARU -- Mahasiswa Universitas Riau (Unri) melakukan unjuk rasa di Jalan HR Soebrantas atau di depan gerbang kampus mereka, sekitar pukul 16.00-18.00 WIB, Rabu (26/8). Ratusan mahasiswa ini petang kemarin melakukan aksi bakar ban dan menutup jalan dari kendaraan umum yang melintas.
Akibat aksi tersebut, jalur kiri menuju arah Kampar dijadikan dua arah. Sehingga macet panjang tak terelakkan mulai dari Kampus Unri hingga Simpang Soebrantas-SM Amin. Macet panjang dan aksi sweeping terhadap pihak kepolisian yang melintas di depan kampus Unri sempat memanas sekitar pukul 17.30 WIB. Pasalnya, beberapa mahasiswa yang membawa batu sempat melempar batu ke kaca belakang mobil Daihatsu Terios hingga pecah. Aksi ini dilakukan karena salah seorang di dalam mobil mengenakan seragam polisi.
Mahasiswa sempat menginterogasi polisi tersebut, namun tak berlangsung lama. Sebab dari pernyataan yang disampaikan sang polisi, dia berasal dari Batam dan berencana menuju Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II.
Presiden Mahasiswa Unri Zulfa Hendri kepada Riau Pos (Grup JPNN.com) mengatakan bahwa mahasiswa mengutuk tindakan pemukulan yang dilakukan pihak kepolisian dalam kejadian sehari sebelumnya. Sebab mereka menilai aksi dilakukan tertib dan tidak anarkis.
‘’Tetapi mereka (polisi, red) malah menyerang mahasiswa secara brutal dan sampai ke rumah ibadah. Bahkan mahasiswa yang sedang berdoa usai salat juga dipukuli. Tentu hal ini mengangkangi demokrasi. Makanya hari ini kami kembali melakukan aksi mengutuk aksi pihak kepolisian itu,’’ jelasnya.
Dalam aksi kemarin, Zulfa dan rekan-rekannya meminta kepolisian untuk meminta maaf secara terbuka. ‘’Apa yang mereka lakukan tidak bisa diabaikan, karena mereka menyerang mahasiswa yang tidak bersenjata,’’ jelasnya.
‘’Jadi aksi kami ini menolak kehadiran Jokowi di Riau dan kenaikan BBM,’’ tegasnya.
Sedangkan Koordinator Aksi Mahasiswa Unri, Erlangga kepada Riau Pos mengatakan mereka berasal dari seluruh elemen mahasiswa dari berbagai kampus di Riau. Mereka menolak kehadiran Jokowi di Riau.