Mahasiswa Timor Leste Bentrok, Dua Tewas
Delapan Pelaku Kabur, Polisi Terus KejarJose mengatakan, pada saat kejadian, dirinya berada tak jauh dari lokasi. Setelah kedatangan kelompok Aldino itu, Uvaldo dan Boy berteriak menyebutkan nama salah satu perguruan bela diri. Bahkan, Jose sempat mengira perkelahian itu merupakan perseteruan dua perguruan bela diri yang diikuti Aldino pada satu sisi serta Boy dan Uvaldo di sisi lain. "Yang jelas, mereka menyebutkan nama kelompok bela diri tertentu," ujarnya.
Jose mengaku mengetahui wajah beberapa pemuda yang berkelahi tersebut. Peristiwa itu berlangsung sangat cepat. Kelompok Aldino mengejar Boy dan Uvaldo dari gang I menuju gang II. Tak begitu lama, dia melihat Uvaldo yang kembali dari gang I menuju gang II dalam kondisi bersimbah darah. "Saya menolongnya dan teman-teman membawa dia ke rumah sakit," tuturnya.
Seorang warga yang tidak mau disebut namanya menambahkan, dirinya melihat kejadian itu persis di depan rumahnya. Tapi, dia hanya melihat dari balik jendela. Yang masih terekam dalam ingatannya, para pemuda tersebut mengeroyok seorang pemuda hingga tersungkur dan tak bergerak lagi. "Saya ndak berani keluar, hanya menlihat dari dalam rumah," ujar pria tersebut.
Dia menyebutkan, kejadian mencekam itu hanya berlangsung tak lebih dari lima menit. Setelah perkelahian selesai, dia melihat para pemuda yang menyerang berlarian ke arah selatan dan utara. Lantas dia melihat kondisi korban bernama Boy yang telah tewas di lokasi kejadian dengan kondisi mulut sobek karena sabetan senjata tajam. "Tak jauh dari lokasi itu, ada gagang senjata tajam yang tertinggal," tuturnya.
Anigia Rosa Maria, 22, adik kandung Boy, mengungkapkan, beberapa jam sebelum kejadian, dirinya menerima pesan pendek dari kakaknya. Dalam SMS itu, Boy mengatakan hendak ke tempat Uvaldo. "Malam itu katanya Uvaldo sedang masak," ujar Rosa yang satu angkatan dan satu jurusan dengan Boy di Universitas Narotama.
Menurut Rosa, pada Selasa sore, dirinya bersama kakaknya masih sempat mengikuti kursus komputer bersama. Kursus itu berlangsung pukul 18.00-21.00. "Kakak tak pernah cerita kalau punya musuh. Dia itu orangnya baik. Suka main futsal," ungkap Rosa.
Kasus kematian dua mahasiswa asal Timor Leste tersebut kini ditangani Satreskrim Polrestabes Surabaya. Polisi yang datang ke lokasi menemukan sejumlah barang bukti dari perkelahian itu. Mulai pedang hingga ruyung.
Kapolrestabes Surabaya Kombespol Setija Junianta menuturkan, anggotanya telah disebar untuk mencari para pelaku yang diduga terlibat dalam kejadian itu. Namun, hingga kemarin sore, polisi belum bisa menangkap mereka. "Kami sudah mengantongi identitas para pelaku. Saat ini anggota masih melakukan pengejaran," ujarnya.