Mahfud
Oleh Dhimam Abror DjuraidNamun, harus dipastikan dulu, Mahfud ingin jadi presiden Republik Indonesia atau Republik Madura. Maklumlah, Mahfud asli Sampang, Madura, dan orang Madura biasanya suka bercanda.
Sebagai masyarakat pulau yang terpisah secara geografis dari Jawa Timur, warga Madura sudah cukup lama menggelindingkan wacana memisahkan diri dari Jawa Timur untuk membentuk provinsi tersendiri.
Wacana membentuk Republik Madura tentu hanya joke politik yang beredar di kalangan aktivis. Joke itu menceritakan orang Madura yang mengikuti upacara kenegaraan.
Ketika lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ dinyanyikan dan sampai pada refrein 'Merdeka Merdeka’, si orang Madura berteriak, "Madura Juga’’.
Maksudnya ialah Madura juga merdeka seperti Indonesia. Orang Madura itu mengira bahwa Indonesia saja yang merdeka, dan Madura tidak ikut merdeka. Atau dia merasa bahwa Madura bukan bagian dari Indonesia.
Itu hanya sekadar joke politik, karena selama ini tidak pernah terdengar ada gerakan separatisme Madura untuk memisahkan diri dari NKRI. Oleh Karena itu, kalau Mahfud Md ingin menjadi presiden, tentu dia mau menjadi Presiden RI, bukan Presiden Republik Madura.
Keinginan Mahfud menjadikan Novel Baswedan sebagai jaksa agung tentu berkaitan dengan komitmennya dalam pemberantasan korupsi. Dengan pernyataan itu Mahfud ingin menegaskan bahwa dia berkomitmen tinggi untuk memberantas korupsi.
Pernyataan ini paradoksal, karena Novel Baswedan sekarang menjadi korban pemecatan semena-mena oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui tes wawasan kebangsaan yang kontroversial. Novel bersama 50 karyawan KPK dianggap jeblok hasil tesnya sehingga langsung dipecat dari KPK.