Main Lumpur, Gerobak Sapi dan Sayur Lompong, Andalan Omah Kecebong
Hasan mengaku sangat bersyukur, apa yang ditekuninya berkembang cukup bagus. Kamar untuk tamu yang awalnya hanya tiga, sudah bertambah. Begitu pula pendopo atau limasan untuk resto-nya. Ke depannya, Hasan ingin "meluaskan kebunnya" dengan menyewa sawah yang ada di samping Omah Kecebong.
"Saya ingin tambah dua hektare lagi untuk saya jadikan kebun buah. Jadi, tamu bisa sekalian wisata buah ke Omah Kecebong," ujar Hasan yang lokasinya pernah digunakan untuk kegiatan GenPI Jogja itu.
Oh iya, untuk saat ini, tamu bisa berkeliling kampung dengan sepeda ontel. Para tamu bisa request sepeda angin ini untuk menuju sejumlah tempat yang menarik di sekitar Omah Kecebong. Bisa ke arah Timur ke kawasan Ketingan. Ini adalah tempat "bermukimnya" ratusan atau mungkin ribuan burung bangau atau kuntul. Atau ke arah Barat ke tempat perajin bambu di Sendari. Berbagai produk dari bambu dibuat di tempat ini. Meja, kursi, sofa, meja makan, lampu dan sebagainya.
Lokasi Omah Kecebong tak begitu jauh dari pusat kota Yogya. Sekitar 7 km dari Monumen Tugu dan Jalan Malioboro, 20 km dari Bandara Adisucipto. Setiap kamar di Omah Kecebong dilengkapi dengan TV layar datar, dan Wi-Fi gratis.
Restoran di Omah Kecebong dapat dikunjungi tanpa harus menginap. "Kalau wisatawan asing kebanyakan menginap. Karena mereka ingin mengeksplorasi lebih banyak hal-hal yang ada di sekitar Omah Kecebong," tegas Hasan.
Akhir Ramadhan kemarin, misalnya, ada tiga wisatawan asal Spanyol yang tinggal selama 3 malam di Omah Kecebong. Mereka melakukan berbagai aktivitas termasuk berinteraksi dengan warga sekitar.(adv/jpnn)