Makin Jelas, Mana Lembaga Survei Pesanan dan yang Kredibel
jpnn.com - JAKARTA - Peneliti dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, mengatakan, hasil pleno penghitungan suara yang sudah ditetapkan KPU telah mengkonfirmasi ketepatan prediksi beberapa lembaga survei. Dari hasil resmi itu, sudah tak perlu diperdebatkan lagi mana lembaga survei yang kredibel dan mana yang pesanan.
"Saya kira memang hasil hitungan manual KPU ini menjadi acuan untuk menilai kapasitas dan integritas lembaga survei," kata Lucius, di Jakarta, (23/7).
Prediksi yang tepat, kata Lucius, akan membuat lembaga survei bersangkutan kembali mendapatkan kepercayaan dari publik, setelah sebelumnya dibingungkan oleh hasil survei yang berbeda-beda dukungan.
Dengan begitu, publik sudah tahu, mana hasil survei yang benar-benar berdasarkan kaidah ilmiah, serta mana hasil sigi yang sepertinya berdasarkan pesanan. Bagi yang surveinya meleset, publik tentu akan menghukumnya, dengan tak lagi percaya kepada mereka.
"Klaim sebagian lembaga survei bahwa hasil survei atau pun quick count mereka tak akan jauh beda dengan hasil Pilpres, memang bukan sesumbar semata, " kata dia.
Hasil rekapitulasi suara Pilpres 2014 oleh KPU, Jokowi-JK unggul atas rivalnya, Prabowo-Hatta Rajasa dengan raihan 70.997.833 suara atau 53,15 persen. Sementara pesaingnya Prabowo-Hatta hanya memperoleh dukungan 62.576.444 suara atau 46,85 persen. Jumlah tersebut merupakan gabungan perolehan suara di 33 provinsi dan 130 perwakikan luar negeri.
Ini bisa dibandingkan dengan hasil survei sejumlah lembaga. Charta Politika, misalnya saat melansir hasil survei terbarunya, sehari sebelum hari pemungutan suara yang dilangsungkan 9 Juli 2014, memprediksikan Jokowi-JK akan unggul.
Bahkan, ketika itu Direktur Charta, Yunarto Wijaya, memperkirakan Jokowi-JK akan menang atas Prabowo-Hatta, dengan selisih 4-8 persen. Prediksi Yunarto pun tak meleset.