Malaysia Babat Hutan Perbatasan
Selasa, 23 Februari 2010 – 10:14 WIB
Dikatakan, para pembabat hutan itu lebih mudah mencapai lokasi karena didukung sarana transprtasi yang memadai. Sementara aparat hukum Indoensia kesulitan mencapai daerah tersebut lantaran minim sarana. Di daerah Malaysia, kata Cornelis, mulai dari Biawak sampai dengan Kinibalu sudah terdapat jalan yang kondisinya baik sehingga aparat jiran dapat dengan lancar melakukan pengawasan. Sebaliknya di sisi Indonesia, belum ada jalan tembus mulai dari Aruk sampai dengan Badau.
Kepala Bidang Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Kalbar, Soenarno menyebutkan, aktivitas pencurian kayu di Nanga Merakai sebetulnya sudah lama berlangsung. "Sejak tahun 2000-an," katanya. Ada dugaan, hasil curian itu dibawa dengan menggunakan alat berat ke Batu Lintang, kawasan Malaysia yang berbatasan langsung, di mana beroperasi sebuah perusahaan kayu Hardwood Timber Sdn Bhd.