Malaysia Ganti Raja, Pahang Punya Sultan Baru
jpnn.com, PAHANG - Negara Bagian Pahang di Malaysia punya pemimpin monarki baru. Kemarin, Selasa (15/1) Sultan Abdullah naik takhta. Dia menggantikan ayahnya, Sultan Ahmad Shah, sebagai sultan Pahang yang keenam. Karena giliran untuk menjabat sebagai yang dipertuan agong jatuh ke Pahang, Abdullah segera dilantik menjadi raja Malaysia.
''Saya harap rakyat mendoakan ayah saya,'' ujar Abdullah dengan suara bergetar setelah menjalani pelantikan di Istana Abu Bakar, Kota Pekan, Pahang.
Dia berusaha menahan air mata agar tak jatuh saat bercerita tentang sang ayah. Sebab, Ahmad Shah sakit parah sejak 2016.
Pelantikan Abdullah sebagai sultan itu menyetop spekulasi yang bermunculan setelah pengunduran diri Sultan Muhammad V dari kursi yang dipertuan agong pada 6 Januari lalu. Seharusnya memang Pahang-lah yang berhak atas takhta tertinggi monarki Malaysia tersebut. Sesuai dengan urutan, Pahang memang berada di belakang Kelantan.
Namun, kondisi kesehatan Ahmad Shah yang terus memburuk memunculkan wacana untuk melompati giliran Pahang. Maka, yang dipertuan agong berikutnya lantas menjadi giliran Johor atau Perak.
Spekulasi itu muncul sebelum Ahmad Shah memutuskan untuk lengser pekan lalu. Demi mempertahankan giliran Pahang menjadi penguasa monarki Malaysia, tokoh 88 tahun itu menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada putranya. Sebagai sultan baru, Abdullah pun mewarisi hak untuk menjadi yang dipertuan agong berikutnya.
Menurut rencana, pelantikan Abdullah sebagai yang dipertuan agong berlangsung pekan depan. Kini dia baru resmi menjadi sultan Pahang. ''Ini adalah tanggung jawab yang sangat besar. Saya akan melakukan yang terbaik untuk rakyat Pahang, apa pun yang terjadi,'' tegasnya setelah pelantikan seperti dikutip Channel News Asia.
Abdullah adalah anak keempat Ahmad Shah. Tapi, dia adalah lelaki tertua dari delapan bersaudara. Pemimpin 59 tahun tersebut menjadi putra mahkota Pahang sejak 1976. Saat itu usianya masih 16 tahun.