Malaysia Gelar Serangan Fajar
Gerilyawan Sulu Terdesak ke PantaiRabu, 06 Maret 2013 – 05:00 WIB
Hingga tadi malam suasana kota Lahad Datu sangat sepi. Jawa Pos yang berkeliling kota melihat toko-toko tutup lebih awal. "Biasanya pukul 9 masih buka, bahkan sampai jam 10 malam. Tapi sekarang jam 6 juga sudah tutup," ujar Salim Nurdin, warga Lahad Datu yang menemani koran ini. Restoran cepat saji yang biasanya buka 24 jam juga menghentikan layanan sejak pukul 7 malam. "Kita berharap kondisi segera pulih. Kami tak ingin berterusan, kita percaya askar," katanya.
Salim mengaku masih punya darah Sulu dari kakeknya. Namun sejak kecil dia sudah menjadi warga Lahad Datu "Kami menyebutnya Suluk, tapi saya tidak setuju dengan apa yang dilakukan saudara-saudara di Kampung Tanduo itu," katanya. Dia mengaku sangat mencintai Lahad Datu dan Sabah. "Keluarga kami berada di sini sejak kecil. Anak-anak kami bersekolah di sini," katanya dengan logat Sabah yang kental.
Kemarin di Kinabalu pimpinan keturunan Sulu dalam wadah Tawau Sulu Bajau Cultural Association yang dipimpin Abdul Ali Erilis menyatakan kesetiaan pada Sabah. Mereka menghadap Datuk Musa Aman, Chief Minister Sabah dan menegaskan 300 ribu keturunan Sulu di Sabah mendukung pemerintah Malaysia.