Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Malaysia-Singapura Bakal Ramaikan Pelangi Travel Mart

Minggu, 02 April 2017 – 15:15 WIB
Malaysia-Singapura Bakal Ramaikan Pelangi Travel Mart - JPNN.COM
Ucapan selamat datang bagi pengunjung Belitung di Provinsi Kepulauan Belitung. Foto: Radar Bangka

jpnn.com, PANGKALPINANG - Travel agent dari dua negara tetangga, Singapura dan Malaysia dipastikan akan menjadi peserta Pelangi Travel Mart 2017 pada 9-12 Mei mendatang. Selain Singapura dan Malaysia, event kreasi DPD Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Bangka Belitung itu juga akan diikuti travel agent dari lokal dan nasional.
 
Ketua ASPPI Babel Agus Pahlevi mengatakan, Pelangi Travel Mart 2017 menargetkan 50 sellers dan 100 buyers. Saat ini sudah ada 70 peserta yang mendaftarkan diri.

“Untuk seller masih difokuskan ke stakeholder lokal seperti hotel, toko oleh-oleh, dan rumah makan. Rencananya akan diikuti travel agent dari Malaysia dan Singapura. Dan bila tidak ada halangan, beberapa negara tetangga juga ikut. Mereka datang dengan niat menjual paket untuk mempromosikan Babel," katanya, Sabtu (1/4).
 
Selain hard selling, kegiatan itu juga akan diisi dengan kunjungan ke destinasi wisata di tiga kabupaten/kota di Babel. Yakni Bangka Selatan (Pulau Lepar), Bangka Tengah (Hutan Namang) dan Kota Pangkalpinang sebagai pilihan untuk city tour.

Selain mengenalkan wisata bahari, Pelangi Travel Mart juga akan menyajikan atraksi budaya seperti barongsai, alat musik dambus, tari-tarian tradisional dan hadrah.
 
"Tetap wisata bahari yang kita tonjolkan, karena ini memang sudah tidak bisa dipisahkan lagi. Tapi kita coba tampilkan atraksi budaya, jadi mereka tahu Babel itu tidak cuma pantai dan laut. Kami mulai dari Pulau Lepar, jadi nanti orang dari Belitung ke Bangka bisa berwisata ke pulau-pulau yang ada penduduknya," ujar Agus.
 
Agus mengungkapkan, Lepar merupakan sentra wisata unggulan di Bangka Selatan. Masyarakatnya memiliki potensi yang luar biasa untuk mengembangkan pariwisata kemasyarakatan. Lepar juga memiliki atraksi budaya rutin seperti Muang Jong.
 
"Dari Pulau Lepar, baru menuju ke pulau sekitarnya, ada Pulau Kelapan dan Pulau Mercusuar. Selain itu, juga ada desa wisata Tukak, yaitu desa wisata daur ulang selain barang bekas. Di sana sekarang juga sedang mengembangkan wisata mangrove, pusat kota Toboalianya, Benteng Toboali, Batu Belimbing dan kelenteng," beber Agus.
 
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuty mengatakan, langkah penyelenggara Pelangi Travel Mart 2017 mempromosikan objek wisata baru yang menarik patut diberi apresiasi dan dukungan penuh. Menurutnya, hal itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong pergerakan wisatawan mancanegara.
 
“Wisman menjadi kekuatan pariwisata Indonesia karena kontribusinya berupa pengeluaran mereka sangat menentukan pendapatan devisa negara. Dan ini jadi makin menarik lantaran menawarkan paket wisata di seluruh penjuru Bangka Belitung,” katanya.

Esthy menambahkan, para pelaku usaha jasa wisata yang rata-rata anak muda berani mengambil risiko membuka destinasi baru yang belum dikenal. “Mereka gencar mempromosikan paket wisata melalui media online atau internet,” pungkas Esthy.
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut positif rencana penyelenggaraan Pelangi Travel Mart 2017. Dia mengapresiasi keberanian anak-anak muda untuk membuka destinasi baru yang belum dikenal.

"Saran saya, segera bergabung ke ITX, Indonesia Tourism Xchange, digital market place yang di-endorse oleh Kemenpar agar pelaku bisnis pariwisata kita di seluruh Indonesia ini bermain di online," ungkap Menteri Arief. 

Arief dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepariwisataan I 2017 di Jakarta, Jumat (31/3) bahkan mengingatkan tantangan bagi travel agent konvensional yang akan semakin berat. Sebab, customers sudah berubah ke sistem online.

Arief menyebut 70 persen wisatawan sudah memanfaatkan sistem digital untuk look (mencari), book (memesan) dan pay (membayar). "Dulu ada 124.000 wartel di Indonesia, ketika era digital hadir, mereka langsung menghilang, karena lifestye customers nya dalam berkomunikasi juga berubah," ujar mantan Dirut PT Telkom Indonesia itu.(adv/jpnn)

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close