Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Manajemen dengan Tiga Musuh Baru

Senin, 02 Desember 2013 – 01:10 WIB
Manajemen dengan Tiga Musuh Baru - JPNN.COM

Musuh pertama untuk bisa selamat adalah ketidakkompakan. Dalam suasana seperti sekarang ini direksi harus merupakan satu tim yang solid. Tidak boleh ada direksi yang melobi sana-sini untuk bisa jadi Dirut, misalnya.

Musuh kedua adalah rakus. Direksi tidak boleh menambah-nambah fasilitas untuk diri sendiri. Kalau bisa, justru mengurangi fasilitas. Pada rapat-rapat direksi tidak perlu makanan. Bukan untuk penghematan (tidak seberapa), tapi untuk menciptakan solidaritas kepada seluruh lapisan di perusahaan. Solidaritas diperlukan untuk membina kekompakan.

Musuh ketiga adalah tidak peduli pada detail. Direksi tidak boleh lagi hanya tahu yang besar-besar. Mereka harus tahu persoalan detail hingga tetek bengeknya. Dengan demikian, titik-titik yang menyimpan dan menyembunyikan bahaya bisa segera diketahui. Lebih baik tahu tetek daripada tiba-tiba terkena bengeknya.

Tentu masih banyak musuh lainnya. Tapi, saya percaya direksi BUMN sudah ahli teori manajemen krisis. Krisis ini bukan tidak bisa dilewati dengan gagah. Percayalah, "mendung tidak akan berada di satu tempat terus-menerus".

Mungkin, dengan gejolak ini ekonomi hanya akan tumbuh 5,6 persen. Tapi, itu jangan diartikan bahwa kita hanya bisa tumbuh 5,6 persen. Ingat: angka 5,6 persen adalah angka rata-rata. Berarti, ada yang tumbuh di atas itu dan ada yang tumbuh di bawah itu. Pasti ada yang minus dan ada yang plus.

Kalau begitu, tinggal tekad kita: pilih tumbuh yang di bawah itu atau yang di atas itu!

Tentu saya tidak bisa menerima sikap direksi yang memilih angka rata-rata, apalagi yang di bawah rata-rata. Lebih lagi yang harus minus. Di tengah krisis pun kita tetap punya kesempatan untuk tumbuh tinggi. Itu yang akan membedakan mana jagoan dan mana pecundang.

Gejolak ekonomi ini sungguh ujian seleksi yang nyata bagi siapa saja. Siapa yang hebat dan siapa yang ternyata biasa-biasa saja. Dalam keadaan normal sering kita tidak bisa membedakan orang-orang yang hebat-hebat itu dari orang-orang yang biasa-biasa saja.

PARA direksi BUMN kini menghadapi ujian alam: menghadapi gejolak ekonomi. Terutama ketika dolar mencapai Rp 12.000 seperti yang terjadi sejak pekan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close