Manfaat Bepergian Keliling Dunia Solo Menurut Backpacker Perempuan
Sejak kematian ‘backpacker’ perempuan di Ekuador terungkap, pelancong perempuan dari berbagai negara membagi pengalaman perjalanan solo mereka di media sosial. Berikut kisah seorang perempuan yang baru kembali dari 2 tahun perjalanan keliling dunia seorang diri.
Saya baru saja kembali dari dua tahun perjalanan keliling dunia dengan hanya ditemani ransel sebagai pendamping.
Saya bisa berbicara selama berjam-jam tentang keajaiban yang terjadi selama perjalanan, tapi ada juga saat-saat ketika keajaiban itu berubah menjadi ketakutan.
Ada kalanya seorang pria serupa monster memaksa masuk kamar saya pada satu malam di New Delhi, India.
Saya beruntung; kedatangan staf hotel yang tiba-tiba menyelamatkan saya dari cedera, tapi pria itu diizinkan untuk tinggal di hotel, memukuli pintu, meneriakkan paksaan bahwa saya pergi dengannya "untuk makan malam". Saya sangat ketakutan.
Ada kalanya, saya mendapati diri saya berkeliaran di jalan pada pukul 5:00 pagi di Ekuador untuk melarikan diri dari pemimpin retret meditasi, yang meminta pertemuan pribadi, dimana ia menyerang saya dengan agresif sembari tangannya berkeliaran.
Sekali lagi, saya lolos dari cedera serius, tapi pengalaman itu membuat jantung saya berdebar terlalu cepat untuk pengalaman seperti itu.
Lalu ada saja pria yang menguntit saya - kadang-kadang selama berjam-jam -melalui jalanan kota di negeri asing; semua rabaan dan ejekan seksual yang menyesakkan di antrian bis atau bandara.