Mantan Kasek Gantung Diri di Pohon Rambutan
jpnn.com - MEDAN- Mantan kepala sekolah dasar (SD) negeri Labuhan, Renta Br Habeahan (54) ditemukan suaminya, Robet Manalu (56) tewas tergantung di pohon rambutan di belakang rumahnya, Kamis (23/1) sekira pukul 06.00 wib. Kasus bunuh diri ini sudah ditangani Polsek Patumbak.
Kehebohan sontak meliputi warga Jalan Sari Gang Teratai A No. 9, Dusun VI, Desa Mariendal I, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deliserdang. Kabar tewasnya Renta br Habeahan dengan sehelai selendang di belakang rumahnya menyebar dengan cepat.
Informasi yang berhasil dihimpun Posmetro Medan (Grup JPNN) di lokasi kejadian, korban pertama kali ditemukan suaminya Robet Manalu.
Pagi itu sekira pukul 06.00 wib, Robet yang tiba-tiba terbagun dari tidurnya tak melihat istrinya di atas ranjang. Berniat memanggil korban, Robet pun lantas keluar kamar dengan memanggil-manggil nama istrinya.
Meski sudah berkali-kali memanggil nama Renta, Robet tak juga mendapat sautan dari sang istri. Hal itu membuat Robet mencarinya di luar rumah. Semula, Robet mencari istrinya di depan rumah, tapi tidak juga ditemukan.
Robet melanjutkan dengan mencoba mencari istrinya di belakang rumah. Sesampainya di sana, Robet mengira istrinya sedang menjemur pakaian. Sebab pintu dapur rumah mereka sudah terbuka lebar.
Akan tetapi, ketika Robet melangkah ke belakang rumahnya, Robet dikejutkan dengan sesok wanita tergantung di atas pohon rambutan yang letaknya persis di belakang rumahnya.
Melihat itu, jelas saja membuat Robet takut. Namun, karena ciri-ciri wanita itu mirip dengan itrinya, Robet memilih mendekatinya. Setelah mendekat dengan wanita itu. Alangkah terkejutnya Robet, rupanya yang tergantung itu adalah istrinya.
Kontan saja, Robet yang melihat istrinya tewas dengan cara tergantung berteriak histeris sehingga mengundang perhatiaan warga sekitar. Warga yang menyaksikan itu langsung melaporkannya ke Kepala Desa dan meneruskanya ke Polsek Patumbak.
"Pertama ku fikir tetangga kasi makan ayam pak, tapi kasih makan ayam kok pagi kali. Setelah kulihat-lihat itu mayat yang tergantung. Tapi kok mirip istriku, jadi aku mendekatinya. Setelah kulihat ternyata benar pak kalau itu istriku," ujar Robet kepada petugas Polsek Patumbak di lokasi.
Masih kata Robert, dirinya sudah melihat prilaku aneh istrinya beberapa minggu belakangan. "Dia aneh nggak mau ngomong pak. Mau kutanya tapi aku malas pak. Rupanya begini," kata Robet kepada petugas sembari meneteskan air mata.
Kepala Desa Mariendal I, Susilo Sudarma didampingi Staf Desa Andi Gapta yang ditemui wartawan di lokasi kejadian mengatakan mengetahui kejadian tersebut dari tetangga korban.
"Melihat itu, tetangganya tersebut langsung melaporkan kejadian tersebut kepada saya, dan selanjutnya Kepala Desa langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak Kepolisian Polsek Patumbak,” ujar Andi Gapta.
Lanjut Sudarma, tidak lama dirinya melaporkan kejadian tersebut ke Petugas, beberapa personil kepolisian langsung tiba di lokasi dan mengevakuasi mayat tersebut sekira pukul 09.00 Wib. "Mayat tersebut diturunkan dari atas pohon rambutan dan membawanya ke Rumah Sakit Pringadi Medan," katanya.
Dikarenakan suaminya Robert Manalu tidak mengizinkan istrinya divisum dan otopsi, maka jenazah tersebut pun langsung dibawa kembali ke rumah duka untuk disemayamkan.
"Keluarga nggak mau korban divisum, mereka meminta agar dipulangkan saja. Ya udahlah kita ikut saja," ungkap Susilo Sudarma.
Dalam hal ini, tambah Sudarman korban diduga depresi akibat penyakitnya. Sementara korban meninggalkan satu suami dan tiga anak tirinya. "Doain aja, semoga beliau diterima di sisi Tuhan ya," pungkasnya.
Menderita Susah Tidur Selama 1 Tahun
Berdasarkan keterangan yang dihimpun POSMETRO MEDAN di lokasi kejadian, Renta Br Habeahan disebut-sebut memiliki penyakit susah tidur (Insomnia) 1 tahun belakangan. Diduga hal itu membuat korban frustasi dan mengakhiri hidupnya.
Hal ini seperti diungkapkan family korban, pria bertopi berbaju safari berwarna coklat yang namanya enggan ditulisakan ini mengatakan bahwa sebelum korban ditemukan meninggal dengan cara tragis. Korban sempat mengeluh dengan penyakit yang dideritanya.
"Dia selalu ngeluh kan sakitnya itu. Sudah capek dibawa ke rumah sakit, tapi dokter nggak bisa memvonis dia sakit apa," jelas famili korban saat ditemui di rumah duka.
Diterangkan lagi, menurutnya korban sudah lelah dengan penyakit yang dideritanya itu. Pasalnya, penyakit tak bisa tidur itu tak juga kunjung sembuh. Sehingga pihak keluarga menduga dirinya depresi dengan penyakitnya tersebut,
"Kalau faktor lain enggaknya, suaminya baik, ketiga anaknya baik. Mereka tidak pernah ada masalah," sebutnya.
Meski korban merupakan istri kedua Robet, usai bercerai dengan istri sebelumnya. "2009 mereka menikah, kalau korban tidak ada anak. Tapi suaminya mempunyai tiga anak, dua putri satu putra," ucapnya.
Walau pun Robet membawa tiga anak, tapi mereka sudah tidak menanggung beban lagi. Karena rata-rata anak mereka sudah kerja. "Jadi kalau masalah keluarga tidak munkin bang, tapi yang jelas itulah bang penyakitnya itu," imbuhnya.
"Jenazah rencananya akan dibawa pihak keluarga sore ini ke rumah orang tuanya di Kisaran," sambutnya.
Sementara itu, Kapolsek Patumbak Kompol Andhiko Wicaksono saat ditemui wartawan membenarkan kejadian tersebut seraya mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
"Selain itu suami korban juga tidak ingin jenazah istrinya divisum dan diotopsi. Karena itu pihak kepolisian mengambil kesimpulan bahwa kematian korban murni karena bunuh diri," ujar perwira berpangkat melati satu eams di pundaknya itu.
Ditambahkan Andhiko, untuk sementara waktu ini dugaan karena depresi. Sebab, setelah petugas memeriksa saksi-saksi. Semua mengarah kesana. "Tapi meski demikian kita akan cari tau lebih detail lagi. Tapi untuk saat ini depresi mas?" tuturnya.
Dikatakanya lagi, korban saat ini hanyalah menjabat sebagai guru SD biasa di salah satu SDN Kec. Medan Tembung, dan bukan Kasek disana.
"Beliau baru beberapa waktu ini menjadi Guru, sebelumnya korban Kasek di daerah Labuhan. Karena, dia sudah tak sanggup menangani jabat itu. Karena sakit yang dideritanya," pukasnya. (cr1/bud)