Market Share Syariah Masih Sangat Minim
jpnn.com - JAKARTA – Jumlah muslim di Indonesia belum sebanding dengan pangsa pasar perbankan syariah. Hingga kini, pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia baru lima persen dari total aset keuangan nasional.
Oleh karena itu, diperlukan terobosan untuk menembus market share di angka lima persen.
Direktur Utama BNI Syariah Imam T. Saptono mengatakan, terobosan ini diharapkan menjadi pendongkrak pertumbuhan bank syariah di tengah pelemahan ekonomi domestik akibat perlambatan ekonomi global.
“Pola yang sama, kok kayaknya pertumbuhan tidak bisa tembus lima persen. Dengan kondisi ekonomi seperti ini, memang semua lini perekonomian mengalami kelesuan. Tidak terkecuali industri perbankan yang di dalamnya melingkupi bank syariah,” ujar Imam, Selasa (21/6).
“Karena ada sejumah pekerjaan rumah yang harus bisa diselesaikan oleh bank syariah untuk mendorong pertumbuhan. Kita punya PR masing-masing. Kebetulan bank syariah PR-nya, mulai kualitas aktiva, kemudian efisiensi yang lebih rendah. Bicara tentang produk, produk dari bank syariah juga masih relaitif terbatas,” imbuhnya.
Seluruh otoritas keuangan, lanjut Imam, juga perlu mendukung perkembangan bank syariah melalui berbagai kebijakan. Setidaknya, Imam berharap jika ada kesamaan fasilitas yang bisa dinikmati oleh bank syariah seperti halnya bank konvensional.
“Diharapkan praktisi perbankan sekarang mulai, kita nggak tuntut banyak. Paling nggak ada stepping stone yang bisa dikerjakan. Kita dapatkan treatment yang seimbang dengan yang lain,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset perbankan dan IKNB syariah telah mencapai Rp 359 triliun hingga Maret 2016. Dengan rincian perbankan syariah Rp 290 triliun dan IKNB syariah Rp 69 triliun. Sedangkan sukuk negara telah mencapai Rp 376 triliun. (ers/jos/jpnn)