Mary Astuti, sang Penemu yang Bangga Dijuluki Profesor Tempe
Cemas Karena Petani Sering Terpengaruh Benih Bawaan Tim SuksesKamis, 25 Desember 2008 – 02:04 WIB
Mengapa dia menulis disertasi tetang tempe? Memang ada cerita tersendiri. Saat itu, kebetulan profesor pembimbingnya di Jepang pernah terkesan saat mencicipi tempe. Mary lalu ditantang untuk menjabarkan tempe secara metodologis dan ilmiah.
Setelah bekerja keras, disertasi berjudul Bioavailability in Traditional Fermented Soy Bean itu bisa dia selesaikan. Dia lalu diwisuda sebagai doktor pada 1992.
Sejak itu, ke mana-mana Mary selalu promosi tempe. Dia laris diundang ke berbagai seminar internasional di berbagai negara. ’’Karena bolak-balik ngomong kedelai dan tempe, jadi ya dipanggil profesor tempe. Saya tidak malu, justru bangga,’’ tegasnya.