Mary Astuti, sang Penemu yang Bangga Dijuluki Profesor Tempe
Cemas Karena Petani Sering Terpengaruh Benih Bawaan Tim SuksesKamis, 25 Desember 2008 – 02:04 WIB
Mary mendampingi petani sejak proses penyiapan lahan, penanaman, sampai teknologi pascapanen. ’’Sangat banyak yang harus dibenahi,’’ ujarnya.
Dia mencontohkan, petani kedelai tradisional biasanya menanam kedelai hanya dengan menyebar benih secara acak . ’’Hanya disawur saja, pyur, pyur. Yang hidup berapa, nggak jelas,’’ ungkapnya.
Demikian juga, saat panen dan pascapanen, petani terkadang menyepelekan cara memanen dan metode penyimpanannya. ’’Padahal, di negara-negara lain justru sangat teliti pada proses ini. Sedangkan petani kita yang penting dipetik, terus payu didol (laku dijual),’’ ujar wanita kelahiran Solo 60 tahun lalu tersebut.