Marzuki 218, Effendi Simbolon 550 Suara
jpnn.com - JAKARTA - Perolehan suara caleg incumbent di Jakarta diprediksi mengalami kemerosotan. Baik caleg untuk DPRD DKI Jakarta maupun DPR RI. Hal ini terjadi karena pengaruh citra parpol dan kinerja para caleg incumbent ketika menjabat di lembaga legislatif.
Seperti prediksi penurunan perolehan suara caleg incumbent dari Partai Demokrat di Jakarta. Tak tanggung-tanggung, parpol besutan SBY itu diperkirakan hanya memperoleh 8 kursi di DPRD DKI Jakarta. Padahal berdasarkan hasil Pemilu 2009, Demokrat memperoleh 32 kursi di parlemen Kebon Sirih.
Pengamat Politik Ray Rangkuti mengatakan, penurunan perolehan suara Demokrat di DKI Jakarta lantaran efek dari jebloknya suara Demokrat di tingkat nasional. Masyarakat melihat Demokrat kerap tersandung dalam kasus korupsi. “Jadi efeknya ini, menurun ke bawah. Bukan hanya perolehan di DKI Jakarta saja, namun juga wilayah lain,” ujar dia, kemarin (15/4).
Senada, Lembaga Survei Nasional (LSN) juga menyatakan, suara Partai Demokrat di DKI Jakarta tergerus habis. “Prediksi kami banyak calon incumbent dari Demokrat tumbang dalam perjalanannya menjadi anggota legislatif. Baik itu untuk DPR, maupun DPRD,” ungkap Peneliti LSN Rico Marbun kepada INDOPOS (Grup JPNN).
Rico menilai, melihat dari hasil suara yang diperoleh Partai Demokrat di DKI Jakarta. Maka mengalami penurunan jumlah kursi secara drastis. “Bahkan untuk kursi DPR dan DPRD tidak akan mencapai setengahnya dari Pemilu 2009 lalu,” beber dia.
Seperti perolehan suara untuk Caleg Demokrat Marzuki Alie. Berdasarkan rekapitulasi sementara, caleg incumbent tersebut di tingkat PPS Rorotan, Jakarta Utara, hanya meraih 218 suara. Di PPS yang sama, Caleg PKS Adang Darajatun sementara meraih 251 suara. Sedangkan Effendi Simbolon sementara meraih 550 suara.
Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Indonesia Arbi Sanit mengatakan, penurunan perolehan suara caleg asal Demokrat dan sejumlah caleg incumbent lantaran persoalan citra parpolnya selama ini. Termasuk juga dampak dari penilaian masyarakat terhadap kinerja anggota DPRD DKI Jakarta selama ini yang dianggap tidak serius dalam mengurus kepentingan masyarakat.
Sehingga wajar bila caleg incumbent tidak lagi dipercaya. Kepercayaan terhadap caleg incumbent telah berkurang. Sehingga masyarakat cenderung memilih caleg yang baru.