Masjid di Depok-nya Dallas
Selasa, 12 Juni 2018 – 05:35 WIB
Di UT itulah Qutaiba merasa ilmu agamanya memadai. Dan bisa berbahasa Arab. Di Amerika, katanya, hanya di Universitas Terbuka yang ada jurusan agama Islam.
Obrolan kami itu tersela terus oleh kian banyaknya orang yang masuk masjid. Yang semua menyalami Qutaiba.
Adzan pun berkumandang. Oleh yang Palestina tadi. Kurma dibagi. Air putih ambil sendiri.
Hari itu ada 40-an orang. Yang berbuka dan salat maghrib. Antre makannya pun jadi agak panjang.
Tapi saya tahu di panci yang mana ada makanan apa: saya tadi ikut bantu menyusunnya. Apalagi makanannya hanya tiga jenis: nasi briyani, salad sayur dan ayam. Itu pun terlihat jelas: pesanan dari catering.(***)