Masuk Tim Peneliti NASA, tak Pernah Terpikir Pindah Kewarganegaraan
Pekerjaannya hampir sama dengan tugas BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) dalam memperkirakan cuaca di Indonesia.
Memang, masuk tim peneliti NASA tak semudah membalik telapak tangan. Dwi harus berkompetisi dengan ratusan ilmuwan dari perguruan tinggi ternama di dunia. Dia mesti lolos serangkaian tes ketat dan wajib membuat proyek penelitian tentang laut.
’’Yang lolos biasanya hanya 15–20 persen (dari ratusan ilmuwan yang ikut proses seleksi, Red),’’ tutur Dwi.
Meski kini berkiprah di negara orang, Dwi tidak lantas melupakan Indonesia. Keinginan untuk pindah kewarganegaraan pun tidak pernah terlintas dalam pikirannya. Dia justru ingin berkontribusi lebih nyata bagi pengelolaan laut tanah airnya.
’’Indonesia adalah negara kelautan. Dan, saya selalu menggunakan laut Indonesia sebagai objek penelitian,’’ tutur bapak satu anak itu.
Dwi juga tidak henti-henti memotivasi para ilmuwan muda dalam negeri untuk berani berkiprah di kancah internasional.
Menurut dia, di lingkup Asia, ilmuwan Indonesia masih kalah banyak jika dibandingkan dengan Tiongkok, Korea, dan India.
Hal itu tidak lepas dari minimnya peneliti muda Indonesia yang berambisi untuk berkompetisi di luar negeri. Khususnya di Amerika.