Mata-mata China Disebut 'Susupi Kelompok Gereja di Australia'
Kemanangan besar untuk China
Silent Invasion sangat kontroversial sehingga nyaris tidak bisa dipublikasikan. Seharusnya sudah diterbitkan akhir tahun lalu oleh Allen & Unwin, namun penerbit ini mempertimbangkan kekhawatiran akan ditarget oleh Beijing dan proksinya di Australia. Melbourne University Press juga menolak menerbitkan buku tersebut.
Hal itu menyebabkan Prof Hamilton - penulis berbagai buku tentang perubahan iklim, politik dan ekonomi - untuk menyuarakan apa yang dia gambarkan sebagai usaha PKC memberangus debat publik di Australia.
"Ini kemenangan besar bagi kampanye Partai Komunis China dalam menekan suara-suara kritis," tulisa Prof Hamilton kepada CEO Allen & Unwin Robert Gorman saat itu.
Buku itu baru saja diakuisisi oleh Hardie Grant, dikelola oleh Sandy Grant, yang pada tahun 1980-an menerbitkan memoar kontroversial mantan perwira intelijen Inggris Peter Wright. Publikasi itu bertentangan dengan keinginan pemerintah Inggris, yang mencoba menyensor buku tersebut.
Grant menjelaskan kepada ABC bahwa dia menyadari penerbitan Silent Invasion dapat mengundang perhatian Pemerintah China. Namun dia berharap ini tidak akan serius.
"Ini perdebatan yang terjadi di ABC, New York Times, London Times. Kami hanya satu suara dalam hal itu, seharusnya kami bukanlah duri serius bagi Pemerintah China," katanya.
Prof Hamilton mungkin juga memiliki alasan untuk khawatir tentang dampak bukunya ini. Pekan ini PM Selandia Baru Jacinda Ardern memerintahkan petugas intelijen menyelidiki penyusupan di rumah dan kantor pakar China terkemuka Selandia Baru Anne-Marie Brady.
Prof Brady menghabiskan karirnya meneliti pengaruh global China. Makalahnya pada tahun 2017, Magic Weapons, mendapatkan tanggapan luas ketika mengungkapkan betapa dalamnya pengaruh China menembus Pemerintahan Selandia Baru.