Material Longsor Dibersihkan, Arus Lalin Siantar-Parapat Kembali Lancar
Diakuinya akan segera dibentuk tim terpadu terkhusus penanganan longsor Jembatan Sidua-dua, seraya diminta kepada masing-masing OPD untuk melakukan supervisi. “Tim terdiri dari lintas sektoral nantinya.
Dan akan bersinergi dengan tim ahli Kemen PUPR yang sudah turun sebelumnya. Kepada seluruh kepala daerah juga diminta untuk dapat mengatur tata ruang wilayahnya. Lakukan audit kebencanaan sehingga kedepan lebih muda melakukan upaya antisipasinya,” katanya.
Menurut dia, aturan tata ruang yang tidak terkontrol selama ini, membuat masyarakat menjadi korban bila terjadi bencana alam. Karenanya ke depan Pemprovsu berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya bermukim di area rawan bencana alam seperti di pinggir sungai, lereng gunung dan tebing.
Secara umum pembahasan dalam rakor tersebut terhadap potensi bencana alam di daerah-daerah rawan bencana di Sumut. Termasuk penanganan banjir bandang dan longsor di Ulu Pungkut, Madina, Nias, Toba Samosir dan daerah lainnya.
“Khusus di Jembatan Sidua-dua, dugaan sementara kita adanya aktivitas pertanian dan perkebunan yang bisa dikatakan sebagai penyebab bencana alam. Tapi kita gak bisa simpulkan dulu, dan baru sebatas menduga. Masing-masing OPD kita juga sudah memberikan analisis terhadap longsor di sana,” kata mantan Kepala Bappeda Sumut itu.
Bahkan, Gubernur Sumatera Utara sudah menginstruksikan lagi semua kepala daerah untuk antisipasi bencana dan menata ulang tata ruang wilayah masing-masing. (prn)