Mayjen Jonni: Connie Rahakundini Bukan Dosen Unhan
jpnn.com, JAKARTA - Universitas Pertahanan (Unhan) memastikan pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie, tidak menjadi bagian dari institusinya, termasuk menjadi tenaga pengajar.
"Bu Connie bukan dosen analis dari Unhan," kata Wakil Rektor I Bidang Akademik Kemahasiswaan Unhan, Mayjen TNI Jonni Mahroza, saat dihubungi, Kamis (3/6).
Menurutnya, Connie merupakan dosen dari Universitas Indonesia (UI). "Ini ngaku-ngaku saja," jelasnya. "(Connie) bukan orang Unhan, beliau dosen UI."
Nama Connie belakangan menuai sorotan publik setelah dirinya mengekspose tentang rencana pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membeli alat utama sistem senjata (alutsista) senilai Rp 1.760 triliun hingga 2024.
Meski demikian, rencana yang tertuang dalam Rancangan Peraturan Presiden (Ranperpres) tentang Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) Kementerian Pertahanan (Kemenham) dan TNI 2020-2024 itu mendapatkan dukungan. Ketua DPR Puan Maharani, salah satunya.
"DPR RI mendukung dan mendorong kebutuhan alutsista untuk Republik Indonesia harus sesuai karakteristik kewilayahan dan potensi ancaman yang dihadapi," ucap Puan, beberapa waktu lalu.
Dukungan serupa disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi), Rizal Darmaputra, dalam kesempatan terpisah. Alasannya, modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) wajib dilakukan negara mana pun sekalipun tengah pandemi Covid-19 karena berkaitan erat dengan kemampuan menjaga kedaulatan.
"Yang namanya ancaman terhadap kedaulatan bangsa, ancamannya, kan, enggak bisa menunggu sampai Covid-19 selesai dan (modernisasi alutsista) itu juga tidak bisa terputus. Jadi, artinya satu program dalam modernisasi alutsista harus tetap dilakukan, tetap dipenuhi karena suatu kesinambungan," tuturnya.