Mbak Tutut: Beri Kaum Muda Kesempatan Buktikan Kemampuan
“Saya tidak mau melihat generasi penerus kita itu hanya sebatas menjadi penonton keberhasilan senior-seniornya,” kata Mbak Tutut.
Karena itulah menurut Mbak Tutut, tugas para senior adalah menyiapkan kesempatan yang seluas-luasnya, agar setiap individu, memperoleh kebebasan berfikir dan bertindak, tetapi tetap bertanggung jawab atas kebebasan yang diberikan kepadanya.
Sebagaimana diketahui, pada saat menerima amanah sebagai pemenang pembangunan jalan layang tol swasta pertama di Indonesia, Mbak Tutut pada 1986 itu masih berusia 37 tahun.
Dia merekrut para anak muda di bawah 40 tahun. Di antaranya Djoko Ramiaji yang saat itu masih berusia 33 tahun sebagai pimpinan proyek, Joko Purwanto (32 tahun) sebagai wakil pimpro, Arie Prabowo (30) sebagai manager divisi pengendalian dan operasi, Thamrin Tanjung (39) sebagai general super intendance, Bambang Soeroso (37) sebagai managerial pusat dan sebagainya.
Menurut Mbak Tutut, terbukti proyek itu kemudian tidak hanya menghasilkan sepenggal jalan modern yang menggantung di atas tanah, tetapi mampu mengembangkan sikap baru bagi bangsa Indonesia.
“Akhirnya kita yakin bahwa tidak ada istilah ‘tidak mungkin’ atau ‘tidak bisa’,” kata Mbak Tutut.
Belakangan, kemampuan anak bangsa Indonesia dalam bidang konstruksi itu kemudian diakui di luar negeri.
“Kami memenangkan tender pembuatan jalan toll di Malaysia (at grade) dan Filipina (elevated road),” kata Mbak Tutut. “Di sana pun kami menggunakan system Sosrobahu," pungkas Mbak Tutut. (jpnn)