Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Medan Cahaya di Lokasi Medan Perang

Oleh: Dahlan Iskan

Senin, 01 Februari 2016 – 07:10 WIB
Medan Cahaya di Lokasi Medan Perang - JPNN.COM

Lantas muncul pertanyaan. Untuk diri saya sendiri. Mungkinkah desain Masjid Nabawi yang baru ini sengaja dimiripkan dengan Cordoba? Untuk mengenang kejayaan Islam di Eropa itu? Sekaligus untuk mengalahkannya? Secara telak pula? Agar tidak ada penyesalan yang terlalu dalam atas hilangnya kebanggaan masa lalu itu?

Mungkin begitu. Mungkin tidak.

Selera arsitektur Madinah modern memang beda dengan Makkah modern. Sama hebatnya, tapi beda wujudnya. Secara keseluruhan. Madinah modern adalah kota yang ditata dengan elegan. Kalau di Amerika ada tipikal New York dan Washington, Madinah modern adalah Washingtonnya. 

Madinah di waktu malam lebih-lebih lagi. Anggaplah Anda naik mobil dari Jeddah atau Makkah menuju Madinah. Begitu tiba di Bir Ali (sepuluh menit sebelum masuk pusat Kota Madinah), siap-siaplah terpesona. Begitu Anda melintas di jalan Tariq Hijr, ada pemandangan magis yang menakjubkan. Keindahan Masjid Nabawi. Lengkap dengan cahaya mirip siangnya. Cahaya dengan tata warna yang elegan. Ditambah menara-menaranya. Ditambah bangunan sekitarnya. Ditambah lagi yang terbaru ini: latar belakangnya yang misterius. 

Dulu tidak ada background itu. Hanya gelap. Kini ada yang baru: cahaya magis yang memantul ke hutan rimba. Apakah ada hutan baru di belakang masjid? Oh... Bukan. Bukan hutan. Itu seperti layar raksasa. Adakah dipasang layar raksasa sepanjang berkilo-kilometer di belakang masjid? Oh.... Bukan. Bukan layar. 

Sekarang saya ingat. Di belakang masjid itu kan ada gunung. Terkenal dalam sejarah: Jabal Uhud. Sebuah bukit batu yang cukup tinggi yang memanjang di belakang Masjid Nabawi. Di kejauhan. Ternyata di sekeliling Gunung Uhud itu sekarang dipasangi lampu sorot dengan kekuatan besar. Tiap 50 meter. Sepanjang gunung. Berkilo-kilometer. Sorotnya mencapai gunung batu setinggi 1.000 meter itu. Yang saya kira hutan rimba tadi. Pencahayaan itu menimbulkan imajinasi yang berbeda-beda. 

Maka dari arah Tariq Hijr ini Masjid Nabawi selalu berganti background: siang gunung batu, malam gunung cahaya. 

Atau datanglah ke mal terbesar kedua di Madinah: Mal An Nur. Pesona Jabal Uhud di waktu malam ini juga bisa dinikmati dari mal modern itu. Maka kawasan gunung yang dulu dikenal sebagai medan perang itu (Perang Uhud) kini menjadi medan cahaya.

SAYA tidak pernah berhenti mengagumi Masjid Nabi di Madinah ini: perencanaannya, desainnya, arsitekturnya, penggunaan warna dan kombinasinya, kualitas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
  • Dahlan Iskan

    Visa Diaspora

    Senin, 06 Mei 2024 – 07:07 WIB
    Visa Diaspora - JPNN.com
  • Dahlan Iskan

    Spesialis Permenkes

    Minggu, 05 Mei 2024 – 07:07 WIB
    Spesialis Permenkes - JPNN.com
  • Dahlan Iskan

    Viral Longsor

    Jumat, 03 Mei 2024 – 07:07 WIB
    Viral Longsor - JPNN.com
  • Dahlan Iskan

    Inisial B

    Kamis, 02 Mei 2024 – 07:36 WIB
    Inisial B - JPNN.com
X Close