Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mega

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Sabtu, 14 Agustus 2021 – 08:59 WIB
Mega - JPNN.COM
Megawati Soekarnoputri. Foto: Ricardo/JPNN.com

Mega kecewa karena Jokowi dianggap tidak langsung memegang komando penanganan pandemi, dan menyerahkannya kepada Luhut Panjaitan dan Airlangga Hartarto.

Mega galau karena kalau sampai penanganan pandemi gagal maka pemerintah Jokowi pun dianggap gagal. Hal ini dikhawatirkan akan memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap PDIP pada kontestasi politik 2024.

Peran Luhut Panjaitan dan Airlangga Hartarto yang sentral dalam penanganan pandemi juga dianggap merugikan PDIP, karena keduanya bukan kader PDIP.

Posisi-posisi sentral dalam penanganan pandemi tidak ada yang dipegang oleh kader PDIP. Hanya posisi menteri sosial yang dikuasai oleh PDIP, itu pun perannya bukan peran sentral.

Kinerja Mensos Tri Rismaharini sebagai kader PDIP dalam penanganan pandemi tidak terlalu menonjol, malah bisa disebut medioker kalau tidak jeblok.

Kasus bansos yang disunat dan kasus beras berkutu dan menjadi batu, dianggap sebagai bagian dari kinerja Mensos Risma yang tidak maksimal.

Selain itu, kasus dugaan korupsi yang melibatkan predesesor Risma, Juliari Batubara, mencoreng muka PDIP.

Keterlibatan beberapa kader PDIP dalam jaringan korupsi bansos menambah buruk muka PDIP. Kecurigaan adanya penghapusan nama kader PDIP dari daftar tersangka kasus korupsi bansos, makin membuat citra PDIP terpuruk.

Kilometer 2024 memang masih cukup jauh. Namun, Mega sudah harus berancang-ancang mulai sekarang sebelum terlambat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News