Megawati Kebal Provokasi, PDIP Tak Terpengaruh Survei
jpnn.com - JAKARTA - Jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) tentang calon presiden (capres) tanpa memasukkan nama Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang dirilis baru-baru ini terus mengundang kritik. Bahkan, survei tentang capres yang menempatkan sosok Aburizal Bakrie bakal bersaing ketat dengan Megawati Soekarnoputri itu dicurigai sebagai bentuk provokasi, terutama bagi PDI Perjuangan.
Menurut Sekretaris Fraksi PDIP DPR, Bambang Wuryanto, motif survei terakhir LSI itu perlu dibeber ke publik. "Kan harusnya untuk publik. Lalu untuk apa motifnya kalau ada nama yang dikeluarkan dari survei" Kalau metodologi clear, tetapi motifnya patut dipertanyakan," katanya di Jakarta, Kamis (24/10).
Meski demikian, kata Bambang, PDIP maupun ketua umumnya, Megawati, tak akan terprovokasi dengan hasil survei LSI itu. Bambang menegaskan, Megawati sudah 20 tahun memimpin partai sehingga sangat paham dengan kapasitas dan kualitas kader-kader PDIP. Karenanya dalam beberapa Pemilukada, Megawati bisa membuat keputusan tepat dalam mengusung kader-kader PDIP sebagai calon kepala daerah, termasuk di Pilkada DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
"Siapa yang menyangka bahwa dulu untuk Jakarta akan mengusung Jokowi, atau di Jawa Tengah akan mengusung Ganjar" Tetapi nyatanya tepat. Jadi silahkan kalau ada upaya membangun persepsi atau mengadu domba, tetapi saya yakini beliau (Megawati, red) tidak akan terprovokasi," tegasnya.
Sedangkan pengamat politik dan tata negara dari Universitas Katholik Parahyangan (Unpar) Bandung, Asep Warlan Yusuf, meyakini Megawati yang punya jam terbang tinggi di politik tidak akan tertipu dengan hasil survei itu. Bahkan Asep meyakini Megawati bukanlah politisi kawakan yang menjadikan hasil survei sebagai acuan dalam menentukan capres PDIP. "Apalagi jika survei itu ada motif politik untuk kepentingan partai atau calon tertentu," ulas Asep.
Lebih lanjut Asep mengatakan, Megawati tentunya akan mengutamakan konsolidasi internal PDIP dengan mengedepankan ideologi. Karenanya, kata Asep, demi kepentingan memperjuangakn ideologi maka Megawati berani memasang kader-kadernya di sejumlah Pilkada meski tak semuanya sukses.
"Itu bisa kita lihat bagaimana kematangan Mega dalam menjaga ideologi dan memilih kader yang loyal dalam menentukan rekomendasi di Pilkada seperti di Jateng, Jakarta, dan Jabar," ulas guru besar ilmu hukum tata negara itu.
Bagaimana dengan dugaan hasil survei LSI justru akan memunculkan persepsi tentang persaingan antara Megawati dengan Jokowi" Asep mengatakan, hal itu tidak akan berpengaruh.