Megawati: Pilpres 2014 Masih Jauh
Bimbang Antara Regenerasi atau Maju SendiriMinggu, 30 Oktober 2011 – 06:39 WIB
Taufik juga tidak terpengaruh oleh partai lain yang sudah mulai berancang-ancang, seperti Golkar yang mengusung Aburizal Bakrie dan Gerindra mengusung Prabowo Subiyanto. Dia tidak khawatir PDIP akan ketinggalan start. "Nggak (ketinggalan start, Red). Biar saja dulu," ujarnya. Apakah pernyataan Megawati mengenai pilpres yang masih jauh itu mengisyaratkan keinginan Megawati untuk maju pada 2014" "Nggak juga. Eh, nggak tahu," kata Taufik.
Pada bagian lain, pengamat politik dari Soegeng Sarjadi Syndicate, Sukardi Rinakit, mengatakan, PDIP sebenarnya memiliki banyak stok orang muda potensial. Di antaranya, Puan Maharani, Pramono Anung, Budiman Sudjatmiko, Ganjar Pranowo, Rieke Dyah Pitaloka, Maruarar Sirait, dan Aria Bima. Para tokoh muda itu, tegas Ganjar, adalah masa depan PDIP. "PDIP harus melihat tantangan ke depan. Semua potensi yang sudah ada itu harus dimainkan," anjur Sukardi.
Dalam konteks Pilpres 2014, Sukardi memandang regenerasi mutlak diperlukan. Sebab, aura Megawati cenderung bergerak ke arah guru bangsa. Siapa yang "mewarisi" Megawati, lanjut Sukardi, harus memperhatikan psikologis politik kaum nasionalis, terutama PDIP. Suka tidak suka, garis darah Soekarno tetap memegang peran penting. Karena itu, pilihan yang paling masuk akal tetap Puan Maharani. "Nasab (silsilah, Red) untuk sementara tetap perlu. Massa tradisional PDIP yang 14 persen itu mau Mbak Mega atau Mbak Puan, yang penting ada nasab Soekarno-nya," jelasnya.