Melawan Disrupsi, Inilah Potret Bisnis Pos Indonesia
Seperti diketahui bahwa driver perubahan pada kurir logistik dan jasa keuangan adalah digital. Artinya Pos Indonesia harus merelevankan seluruh aspek bisnisnya dengan cara digital.
Sebagai contoh pada kurir dan logistik. Jika di masa lalu pak pos melakukan sortir surat menggunakan alat yang konvensional (rak sortir), maka hal
tersebut sudah ditinggalkan karena Pos Indonesia harus merelevankan dengan kebutuhan saat ini.
Karena yang disortir saat ini bukan lagi surat melainkan paket. Dalam hal ini yang sudah dilakukan Pos Indonesia adalah mengonversi dari alat sortir
konvensional menjadi automatic sorting center menggunakan mesin.
Salah satu laboratory milik Pos Indonesia sudah menghasilkan result yang cukup baik di mana mesin tersebut bisa menghasilkan kurang lebih sebanyak 3.000 parcel per jam.
Namun, tidak cukup hanya mesin saja untuk merelevansikan dengan kondisi bisnis saat ini, masih banyak hal lain yang harus dilakukan Pos Indonesia untuk mengejar sejumlah ketertinggalan yang telah lebih dulu dibangun oleh kompetitor.
Jika di masa lalu sender merupakan orang yang mengirim surat atau paket yang lebih bersifat kepada kebutuhan pribadi/individu bukan bersifat transaksi jual beli barang, dengan quantity atau jumlah surat/barang yang dikirim relatif sedikit.
Namun, fenomena yang terjadi saat ini, sender merupakan seller atau e-commerce player yang merupakan orang-orang yang berjualan online.
Saat ini orang yang berjualan online ada yang langsung melalui marketplace dan melalui social e-commerce (Instagram, Facebook, WhatsApp, dsb).