Melbourne Kerahkan Perempuan Multibudaya untuk Sebarkan Informasi mengenai Vaksinasi COVID-19
"Sudah banyak terjadi kesalahpahaman dan karena penelitian kebanyakan dilakukan oleh organisasi tertentu dan kita tidak melihat penelitian dari kalangan kita sendiri, jadi ada perasaan komunitas kita tidak mendapatkan informasi yang penting."
Nicki Duang adalah satu dari 50 perempuan yang kehilangan pekerjaan selama pandemi sekarang bekerja untuk pemerintah negara bagian Victoria.
Mereka dikirimkan ke berbagai wilayah untuk memberikan seminar, mengadakan pertemuan lewat Zoom dan mendatangi rumah-rumah guna menjawab pertanyaan apa saja mengenai vaksin, virus dan masalah kesehatan lain dalam bahasa utama yang mereka pahami.
"Kepercayaan terhadap vaksin sangat rendah di kalangan perempuan. Dari kelompok migran masalahnya adalah mereka tidak memiliki akses terhadap informasi," kata Dr Adele Murdolo direktur eksekutif Pusat Kesehatan Untuk Perempuan Multi Budaya.
Sejak program vaksinasi dimulai, berbagai informasi menyesatkan sudah membahayakan komunitas Australia yang sangat beragam
"Ada berbagai informasi yang simpang-siur di kalangan migran. Mereka sebenarnya bukanlah antivaksin, mereka hanya tidak mendapatkan informasi yang akurat," kata Dr Murdolo.
"Meski informasi itu diterjemahkan ke berbagai bahasa, namun itu hanya tersedia di situs dan selama lockdown, kami tidak mampu mencapai kelompok perempuan migran lewat digital atau media sosial terutama mereka yang tinggal di perumahan milik pemerintah."
Dia mengatakan, semakin akurat informasi yang bisa disampaikan ke perempuan di tempat di mana mereka tinggal atau bekerja, semakin mudah bagi para perempuan tersebut untuk mengambil keputusan mengenai kesehatan mereka.