Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Melihat Cara Turkish Airlines Memanjakan Penumpang

Minggu, 18 September 2016 – 09:01 WIB
Melihat Cara Turkish Airlines Memanjakan Penumpang - JPNN.COM
Koki di Turkish Do & Co yang menyediakan hidangan untuk Turkish Airlines. Foto: Monique Rijkers/Jawa Pos TV

jpnn.com - Bagaimana situasi keamanan di Istanbul, Turki pasca-kudeta gagal pada 15 Juli silam? Itulah yang menjadi pertanyaan sejumlah jurnalis beberapa media termasuk Monique Rijkers dari Jawa Pos TV yang berkunjung ke Istanbul atas undangan Turkish Airlines, beberapa waktu lalu.

Monique Rijkers, Istanbul

SAAT kami tiba di Istanbul, tidak terlihat pengamanan ketat di bandara menyusul aksi bom yang diduga dilakukan oleh ISIS pada 28 Juni silam. Meski masih berstatus “State Emergency” hingga 90 hari sejak 15 Juli lalu, suasana kota Istanbul penuh dengan kesibukan. Jalan raya di kota Istanbul tidak mengalami penurunan jumlah kendaraan yang ditunjukkan dengan kemacetan di jam sibuk.

Guna menjaring turis lokal, Pemerintah Turki menambah hari libur dalam rangka Iduladha dari 7 hari menjadi 9 hari. Dengan demikian turis dari wilayah lain di negeri yang wilayahnya membentang dari Semenanjung Anatolia di Asia Barat Daya hingga daerah Balkan dan Eropa Tenggara itu tertarik ke Istanbul.

Perjalanan kami berawal dari melihat langsung ke dapur Turkish Do & Co yang memasok catering untuk Turkish Airlines. Turkish Do & Co menyediakan seluruh kebutuhan makanan dan minuman di ruang tunggu bandara (lounge Turkish Airlines) hingga di atas pesawat.

Makanan yang dihidangkan pun dipastikan dalam kondisi steril dari kuman. Karena itu semua petugas termasuk kami sebagai tamu harus menggunakan topi, baju penutup seluruh badan dan masker.

Melihat Cara Turkish Airlines Memanjakan Penumpang

Awak kabin Turkish Airlines ketika menyodorkan daftar menu ke penumpang. Foto: Monique Rijkers/Jawa Pos TV

Bagaimana situasi keamanan di Istanbul, Turki pasca-kudeta gagal pada 15 Juli silam? Itulah yang menjadi pertanyaan sejumlah jurnalis beberapa media

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News