Melihat Kehidupan Warga di Pulau Sebatik Saat Indonesia-Malaysia Tegang karena Ambalat
Masih Tergantung Tawau, Tidak Mungkin PerangJumat, 12 Juni 2009 – 06:23 WIB
Meski demikian, memang pernah ada insiden. Senin lalu (8/6) warga Indonesia ditolak masuk ke Tawau. Namun, itu hanya berlangsung sekitar dua jam.
Setelah itu warga kembali diperbolehkan beraktivitas seperti biasa. "Saya terpaksa kembali membawa pulang penumpang ke Sebatik karena Polis Marine di Tawau melarang kami masuk. Tapi, tidak lama, dua jam kemudian sudah normal," terang Umar, salah seorang pemilik speedboat.
Meski demikian, konflik Ambalat tetap berpengaruh terhadap warga perbatasan, khususnya para pedagang yang sering bolak-balik Sebatik-Tawau. Umumnya, pedagang dari Sebatik membawa hasil perkebunan untuk dijual ke Tawau. Jika masuk ke Tawau, para pedagang itu dikenai biaya cap stempel Pas Lintas Batas (PLB) di Imigresen Malaysia sebesar RM 20 atau setara dengan Rp 60 ribu.