Melihat Kerja Keras Panitia dan Pelatih Kepri Pada Pesparawi XI Tingkat Nasional di Ambon
Kategori paduan suara Kepri dilatih langsung oleh Andreas Purwihandoko yang juga bertindak sebagai konduktor. Sedangkan teknik vocal solo anak dilatih Joseph Karsajati, serta pianis Lenny Christina Gultom.
Sesampai di Ambon, panitia pun langsung disibukkan dengan berbagai kegiatan seminar dan simposium paduan suara di gedung Islamic Centre di kawasan Waihaong. Sedangkan para peserta mengikuti coaching clinic dan orientasi panggung ke tempat pelaksanaan kompetisi di tiga tempat berbeda, yaitu Gedung Taman Budaya Karang Panjang, gedung pertemuan Baileo Oikumene Siwalima dan juga Gedung Santo Fransiscus Xaverius.
Meski tidak terlepas dari keriuhan mengurus 90 peserta, termasuk 37 peserta anak, namun panitia sukses menjalankan tugas mereka masing-masing. Khususnya di bidang logistik, Rumiri Hutapea dan Nyonya Rasmi Jasarmen Purba, serta Hariani Ertika Lumban Tobing dari PGIW Kepri, dan Esther Sri Liasna dari Sekum LPPD Kota Batam tidak pernah terlambat mengurus aneka jenis makanan dan minuman bagi peserta.
Dibantu Firda Bin Yusuf, LO dari SKPD Pemprov Maluku yang bertugas menjadi tenaga pendamping kontingen Kepri, mereka menyiapkan logistik di restoran hotel. Restoran hotel yang menyatu dengan lobi menjadi ruang makan sementara kontingen.
Acara inti yakni kompetisi dimulai sejak Senin (5/10) hingga Kamis (8/10), sedangkan Jumat (9/10) berlangsung Munas Pesparawi yang menetapkan Kalimantan Barat sebagai tuan rumah Pesparawi Nasional XII di 2018 mendatang.
Dalam jangka waktu tersebut, Kepri mengikuti 10 dari 12 kategori yang diperlombakan yakni Pesta Paduan Suara Dewasa Campuran (PSDC), Paduan Suara Pria (PSP), Paduan Suara Wanita (PSW), Paduan Suara Anak (PSA), Vocal Group Remaja (VGR), Solo Remaja Putra (SRP) Rizky Eliman, Solo Remaja Putri (SRP) Sabrina Pretty Octavia, Solo Anak usia 7-9 tahun oleh Shaneisha Nauli Sihombing, Solo Anak usia 10-13 Tahun oleh Dhea Nita Ivana dan kategori etnik atau folklore.
Dalam kategori etnik, kontingen Kepri memperkenalkan budaya Melayu yang identik dengan tarian zapin, dan irama cengkok melayu dan pantun. Mereka membawakan lagu berjudul Dendang Pujian, yang diciptakan langsung oleh sang konduk, Andreas Purwihandoko yang akrab disapa mas Kokok.
Mengenakan baju kurung berwarna khas hijau, 42 peserta dari Kepri tampil dengan harmoni suara dan gerakan tarian Melayu yang membuat sekitar 500 penonton di Taman Budaya berdecak kagum. "Lantunannya pas, bajunya khas Indonesia sekali," puji Purwita, salah satu tamu dari Sulawesi Barat di lantai 2 panggung budaya sambil mengabadikannya lewat kamera ponsel.