Melihat Rumah Quran di Kota Sorong
jpnn.com - BEBERAPA anak tampak riang berlari masuk ke halaman rumah melewati pintu pagar teralis yang terbuka lebar. Ada juga yang baru turun dari motor diantar orangtuanya, setelah mencium tangan untuk berpamitan, mereka pun segera bergabung dengan teman-temannya.
Didirikan sejak 2 Oktober 2015 lalu, Rumah Quran Cahaya sudah melalui beberapa kali renovasi. Kondisi saat ini, jauh lebih baik dibandingkan saat pertama kali difungsikan. Di rumah inilah, para santri menimba ilmu agama Islam.
Sepintas rumah itu terlihat biasa saja, dari luar memang layaknya rumah pada umumnya. Tapi di rumah itulah anak-anak menimba ilmu agama. Dari belajar mengaji hingga mendalami pengetahuan tentang agama Islam.
Sore itu secarik cahaya mulai mengendurkan teriknya. Lantunan ayat-ayat suci Alquran dari dalam rumah mulai keluar melewati pintu dan jendela. Bak paduan suara, beberapa anak sedang mengaji dengan indahnya. Sesekali ada yang berhenti sejenak, kemudian kembali bersama-sama dalam satu nada mengaji.
Bak bersahutan, suara mengaji dari anak-anak perempuan yang ditempatkan dalam satu ruangan. Dengan suara anak laki-laki yang juga belajar mengaji di ruangan lainnya. Memang, di Rumah Quran Cahaya ini, santri atau anak-anak yang belajar mengaji dipisahkan antara anak perempuan dan anak laki-laki.
Setelah anak-anak masuk di dalam rumah, para orangtua yang mengantar pun meninggalkannya. Di depan rumah kembali terlihat sepi, hanya ada beberapa yang setia menunggu hingga anak mereka pulang.
Sedangkan di dalam, proses belajar menganji berjalan seperti hari biasanya. Di sini, proses belajar mengaji dilakukan dengan system yang lebih modern, tetapi pola belajar tetap sama yakni menggali ilmu agama.
Untuk memasuki satu ruangan yang sama, juga harus melewati dua pintu yang berbeda. Dalam ruang mengaji tersebut juga terdapat layar yang digunakan untuk infocus yang diletakkan di tengah perbatasan kain hijau, sehingga terlihat oleh setiap murid yang datang.