Memalukan, Wakasek Tertangkap Tangan Terima Suap Mutasi Siswa
Sambil membawa alat perekam, mereka mengabadikan semua momen di dalam ruang tersebut. Rekaman itu kemarin ditunjukkan Baktiono kepada Jawa Pos. Dalam rekaman tersebut, terlihat seorang petugas menanyakan keabsahan pembayaran itu kepada Nanang. ”Apa betul ada tarikan?” tanya petugas itu. Nanang tampak panik dan gelagapan. Awalnya, dia mengaku hanya pelaksana. ”Saya hanya melaksanakan,” jawab Nanang pelan.
Baktiono lalu mencecar Nanang dengan pertanyaan menohok. Kader PDIP itu bertanya tentang dasar hukum pungutan mutasi siswa. Nanang semakin terlihat pucat ketika petugas membongkar map di meja kerjanya dan menemukan uang Rp 3 juta. Nanang juga hanya membisu ketika Baktiono menyebut pungli itu melibatkan kepala sekolah. ”Pasti sampean sudah koordinasi dengan kepala sekolah kan?” tanya Baktiono. Nanang hanya terdiam. Baktiono lalu bertanya soal nasib anak Siddiq yang sudah membayar Rp 3 juta itu. ’’Apakah nanti anaknya Pak Siddiq bisa diterima atau tidak?’’ kata Baktiono. Pertanyaan tersebut dijawab singkat oleh Nanang. ”Saya tidak bisa menjawab. Nanti harus koordinasi dulu dengan kepala sekolah,” katanya.
Petugas Polrestabes akhirnya meminta Siddiq untuk menjadi pelapor. Polisi juga mengajak Nanang ke polrestabes. ”Silakan Bapak ikut kami. Uang ini kami sita sebagai barang bukti,” kata petugas. Sekitar pukul 11.00 NA digelandang menuju mapolrestabes bersama Siddiq.
Sementara itu, Baktiono dan Budi berniat menemui Kepala Sekolah Khairil. Namun, ternyata dia tidak berada di tempat. ”Padahal, saya tadi sempat melihat dia,” kata Budi.
Kapolrestabes Surabaya Kombespol Setija Junianta membenarkan bahwa anak buahnya telah mengamankan Nanang dan Khairil. ”Memang benar aparat kami dari intel mengamankan dua orang dari SMAN 15 Surabaya. Kini keduanya dilimpahkan ke reskrim untuk dilakukan pemeriksaan,” kata Setija. (/fim/c6/oni)