Membaca Arah Isu Munaslub Partai Golkar
Oleh Yorrys Raweyai - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Munas Ancol 2015-2016/Ketua Korbid Polhukam DPP Partai Golkar 2016-2017jpnn.com - Kurang lebih setengah tahun ke depan, kontestasi Pemilu 2024 akan diselenggarakan secara serentak.
Sejumlah partai politik telah mengadakan berbagai aksi dan manuver demi meraih suara maksimal untuk memastikan tempat terbaik di parlemen.
Paling tidak, mereka mampu memenuhi ambang batas 4 persen dari jumlah perolehan suara nasional.
Selebihnya, partai-partai yang saat ini memenuhi kuota kursi di parlemen berusaha untuk menaikkan perolehan suara demi menunjukkan bahwa roda dan mesin kepartaian selama ini dijalankan dengan baik.
Tidak terkecuali Partai Golkar. Sebagai kontestan tertua saat ini, partai berlambang pohon beringin tersebut tidak hanya menargetkan 20 persen suara nasional atau 115 kursi dari 575 kursi di parlemen, tetapi juga dituntut untuk menyudahi tren penurunan perolehan kursi sejak 2014 hingga 2019 yang lalu.
Sebagaimana diketahui bersama, penurunan perolehan suara nasional Partai Golkar telah berimbas pada perolehan kursi yang semakin berkurang, justru saat jumlah kursi di parlemen bertambah dari 560 menjadi 575 kursi sejak 2019 lalu.
Pada saat yang bersamaan, ragam survei pun menunjukkan perolehan kursi Partai Golkar 8 (delapan) bulan menjelang Pemilu 2024 sebesar 7,7 persen.
Merujuk pada survei perolehan suara partai tersebut 8 (delapan) bulan menjelang Pemilu 2019 lalu, saat itu, Partai Golkar diprediksi memperoleh 11,3 persen. Hasil prediksi survei pun tidak jauh berbeda dengan rekapitulasi KPU, Partai Golkar memperoleh suara 12,31 persen.