Membangun Pemilu 2019 yang Damai dan Bermartabat
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia pada tanggal 17 April 2019 akan menggelar momen penting bangsa, momen besar yang baru pertama kali dilakukan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia dan menjadi perdana dalam pelaksanaan demokrasi Indonesia yakni Pemilihan Umum (Pemilu) serentak, Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres).
Tahapan demi tahapan untuk menuju pelaksanaan pemilu serentak sudah dilakukan sejak Agustus 2017, namun sepanjang proses tahapan pemilu, ada fenomena besar muncul yang menjadi kekhawatiran masyarakat yakni munculnya fenomena fitnah memfitnah, kabar-kabar hoaks yang menyerang paslon terutama untuk pilpres 2019.
Hal tersebut dikhawatirkan akan semakin meruncing dan berpotensi menganggu integrasi dan persatuan serta kesatuan bangsa. Pentingnya membangun pemilu yang damai, bersih dan bermartabat menjadi perhatian banyak pihak salah satunya Fraksi Golkar MPR RI yang meggelar Seminar Kebangsaan dengan tema ‘Membangun Pemilu 2019 Yang Damai, Bersih dan Bermartabat’.
Seminar yang digelar di Ruang KK 1 Gedung Nusantara, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Senin (15/10/2018) ini menampilkan moderator Andini Effendi dan para narasumber yakni Kabagintelkam Polri Komjen. Pol. Lutfi Lubihanto, Ketua Bawaslu Abhan, Guru Besar Ilmu Politik Fisip UI Prof. Dr. Valina Singka Subekti dan pakar Komunikasi Politik Fisip UI Dr. Eriyanto.
Ketua Fraksi Golkar MPR RI Agun Gunanjar Sudarsa dalam sambutannya sebagai tuan rumah penyelenggara mengungkapkan bahwa tahapan-tahapan pemilu baik pileg dan pilpres di tahun 2019 memang sudah berjalan sejak Agustus. Pemilu serentak tahun 2019 merupakan momen besar dalam sejarah perjalanan ketatanegaraan bangsa Indonesia sebab baru pertama kali diselenggarakan Pemilu serentak.
“Karena baru pertama kali, tentu saja diharapkan partisipasi aktf bukan hanya dari para calon tapi juga seluruh rakyat Indonesia. Tentu saja partisipasi yang baik yang menjadikan pemilu serentak berjaalan lancar dan sukses. Nuansanya memang harus diakui berbeda dari sebelumnya, sebab memang ini baru yang pertama kali. Walaupun begitu, anggap saja pemilu itu biasa-biasa saja, rileks saja seperti mengadakan hajatan saja dari kita dan untuk kita,” katanya.
Jadi, lanjut Agun, semua mesti menciptakan suasana damai dan nyaman, menjaga agar tidak muncul dan menjadi besar hal-hal yang tidak baik seperti kecurangan-kecurangan, politik uang, fitnah memfitnah, kabar-kabar hoax. Pemilu 2019 nanti membutuhklan kedewasaan seluruh calon, pendukung dan rakyat yang sangat beragam latar belakang.
“Inilah pentingnya sebuah kedewasaan bersama dan komunikasi politik yang baik yang bisa dimengerti semua orang,” ujarnya.