Menag Berharap Tuntunan Keagamaan Hindu Bisa Menangkal Pengaruh Negatif Arus Globalisasi
“Jadi manuskrip itu supaya sampai ke anak-anak muda itu perlu media-media baru untuk mengenalkan. Sebagai contoh, cerita rakyat yang muncul dalam masyarakat itu diubah menjadi film pendek. Inspirasinya dari cerita rakyat tapi dijadikan animasi supaya anak muda itu tertarik untuk mengetahui pesan yang muncul di dalamnya,” kata Koordinator Staf Khusus Presiden RI itu.
Hal itu, lanjut dia, perlu disajikan untuk menjadi titik daya tarik bagi generasi muda yang tak lain akan menjadi penerus pelestari.
“Maka kita harus mulai menggunakan media seni keagamaan itu tidak serta-merta menayangkan keragaman-keragaman seni budaya saja. Namun, rujukannya harus ada sastranya. Pesan yang di bangun dalam sastra yang diwujudkan di dalam seni itu. Nah ini yang harus kembali kita bangun dengan tradisi berkesenian. Empat hal yang saya rekomendasikan untuk eksplorasi lebih tajam, yaitu menemukan kembali manuskrip, memperdalam pesan dan informasi dalam berbagai manuskrip, saintifikasi sehingga bermanfaat dan relevan dan serta edukasi terutama melibatkan anak muda sebagai bagian dari penerus literasi,” tambahnya.
Adapun event Festival Literasi Keagamaan dan Seminar Nasional Manuskrip Keagamaan Nusantara yang bertajuk ‘Membangun Peradaban Bangsa melalui Penguatan Literasi Manuskrip Keagamaan Nusantara’ ini diikuti sekitar 250 peserta dan berlangsung di Candi Prambanan pada 15-17 November 2023. (flo/jpnn)