Menakar Potensi Skenario Tiji Tibeh di Timur Tengah
Kapasitas fiskal pemerintah telah terkikis oleh pertumbuhan PDB yang lambat, pemotongan pendapatan oleh Israel, dan penurunan tajam dalam hal bantuan internasional
Di pihak Israel, konflik internal muncul terutama dari keluarga sandera yang diambil oleh Hamas dalam serangan lintas batas. Mereka menuntut agar pemerintah, terutama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, segera mencari solusi pertukaran tawanan perang.
Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa hanya 14 persen warga Israel yang mempertimbangkan untuk tinggal di dekat perbatasan Gaza setelah perang ini berakhir. Hanya 27 persen yang merasa Israel telah "menang" dalam perang melawan Hamas, sementara 35 persen merasa negara mereka kalah.
Selain itu ekonomi Israel menunjukkan kontraksi mendalam. Ekonomi Israel hanya tumbuh sebesar 0,7 persen pada kuartal kedua tahun 2024, jauh di bawah prediksi analis Bursa Efek Tel Aviv yang sebesar 3 persen.
Pada bulan Agustus, rasio defisit anggaran terhadap PDB berada pada minus 8,3 persen, meningkat dari minus 7,6 persen pada bulan Juni, minus 6,2 persen pada bulan Maret, dan minus 4,1 persen pada Desember tahun lalu.
Pada bulan Agustus 2024 saja, defisit anggaran mencapai 12,1 miliar shekel (3,22 miliar AS atau sekitar Rp50,2 triliun).
Investasi asing telah mengering. Sebanyak 46.000 bisnis bangkrut. Lebih dari 85.000 orang keluar dari dunia kerja. Seperempat juta orang yang mengungsi secara internal dan kehilangan pekerjaan serta rumah mereka.
Sejumlah besar orang-orang keluar Israel hanya dengan tiket berangkat, mereka enggan kembali ke Israel karena tidak percaya ada masa depan.