Menang Karena Syaukani Pulang
Senin, 03 Mei 2010 – 08:32 WIB
Karena rasa tidak percaya itulah, kata Sudirman, sebagian warga enggan untuk datang ke tempat pemilihan suara (TPS) dan menggunakan hak pilihnya. Karena masyarakat tidak merasakan langsung hasil atau "keuntungan" ketika dirinya mencoblos di TPS. "Siapapun yang menang, sebagian masyarakat berpikir bahwa tak ada dampaknya buat mereka. Mereka merasa, siapapun yang terpilih jadi bupati, tidak akan merubah nasib mereka yang sudah terpuruk. Ini diperparah bagi mereka yang sudah merasakan rasa kecewa itu di periode sebelum-sebelumnya. Di mana ketika itu mereka mendukung calon untuk perubahan nasib, ternyata hingga kini nasib mereka tidak berubah," katanya.
Sudirman meyakini masih banyak warga yang tidak bisa menggunakan hak pilih karena persoalan teknis. Ini juga penyebab utama tingginya golput. "Saya sudah beberapa kali mendengar ada warga di desa A, atau ada warga di Kecamatan B yang tak dapat hak pilih. Sementara, ada warga lain yang mendapat dua kartu hak pilih. Saya mengalami sendiri, ada teman saya yang mendapat dua undangan ke TPS untuk memilih," katanya.
Terlepas dari faktor teknis, faktor non teknis yakni cuaca juga sangat berpengaruh. Sejak pukul 09.00 Wita hujan turun cukup deras di kawasan Kecamatan Tenggarong, kecamatan dengan jumlah pemilih terbesar yakni mencapai 64.574 orang. "Hujan ini membuat warga malas untuk keluar rumah. Selain itu, di beberapa kecamatan juga terjadi banjir akibat hujan," katanya.