Menanti Pemberantas Korupsi Pilihan Politisi
Senin, 28 November 2011 – 05:15 WIB
Imam mengatakan, nilai tersebut dibuat pansel sebelum delapan nama diserahkan kepada presiden dan disalurkan ke DPR. Dia sendiri tidak yakin apakah DPR akan membaca skor itu. Tetapi, dia mengharapkan hasil tersebut tidak dianggap sebelah mata. Alasan lain, peringkat tersebut juga disusun berdasar skor ujian, bukan pesanan atau pilihan pansel.
Terpisah, daftar peringkat itu tampaknya bakal memunculkan polemik baru. Sebab, bisa jadi DPR mengacuhkan peringkat tersebut. Misalnya yang diungkapkan oleh anggota DPR dari Partai Golkar Bambang Soesatyo. Dia menolak sistem peringkat dijadikan acuan untuk memilih pimpinan KPK. "DPR punya penilaian sendiri-sendiri," tegasnya.
Dia tidak tertarik dengan daftar peringkat itu meski pansel menjamin bahwa peringkat disusun berdasar kapabilitas dan integritas. Alasan lain, DPR ingin mendapat pimpinan yang paling sedikit bersentuhan dengan penguasa. "Pimpinan nanti haru punya nyali. Percuma punya pedang kalau tidak dipakai," tutur dia di Universitas Al Azhar Indonesia, Jaksel.