Menantu di Tengah Banyak Kontradiksi
Oleh Dahlan IskanSang menantu rupanya dianggap bisa mengendalikan ”keliaran” Trump. Jared jadi tumpuan kegelisahan pendukung Trump. Yang menganggap gaya Trump itu harus diubah. Gaya itu hanya cocok untuk mengalahkan calon internal partai. Tidak cocok lagi untuk mengalahkan Hillary Clinton dari Partai Demokrat.
Mereka menyampaikan itu kepada Jared. Agar sampai kepada Trump. Dan Trump mau berubah. Sebab, Jared sangat dipercaya Trump. Dan Trump sangat mendengar Jared.
Ivanka, yang memeluk agama Yahudi demi perkawinannya dengan Jared, kini memiliki tiga anak. Jared tidak merasa gelisah jadi keluarga Trump. Meski pada dasarnya banyak kontradiksi dengan latar belakangnya.
Orang kulit putih garis keras pendukung utama Trump pada dasarnya tidak menyukai Yahudi. Padahal, Jared Yahudi. Bapaknya tokoh Yahudi. Penyumbang besar lembaga-lembaga Yahudi. Bahkan, kakeknya adalah orang Yahudi yang lolos dari holocaust. Dari dari Rusia ke Polandia, lalu ke Amerika.
Teman-teman Jared pada umumnya pendukung Demokrat. Bahkan, ayah kandungnya adalah pendana besar Partai Demokrat. Sang ayah, pendiri kerajaan properti ini, sampai masuk penjara. Gara-gara money politics itu. Dan perpajakan.
Waktu bapaknya harus masuk penjara, Jared belum lulus kuliah di Harvard. Tempat ayahnya menyumbang kampus itu 2,5 juta dolar. Jared harus mengurus tiga hal sekaligus: kuliah, menjalankan perusahaan keluarga, dan menengok ayahnya di penjara.
Kini Jared harus mendekat kepada pendukung mertua yang anti-Yahudi. Padahal, ayahnya tokoh Yahudi. Dia juga harus bergaul dengan orang-orang Republik. Dan yang utama, dia harus manis kepada gubernur New Jersey yang Republik. Pendukung utama Trump. Yang ketika masih jadi jaksa di New Jersey dialah yang menjebloskan ayah Jared ke penjara.
Itulah politik. (*)