Menaruh Boneka Seram di Depan Rumah Dipercaya Bisa Menolak Covid-19
"Bisa dengan pakaian bekas, kayu, atau barang bekas lainnya. Tidak ada ketentuan khusus,” tambahnya.
Husni, tokoh agama setempat, menjelaskan, awalnya masyarakat menganggap hal tersebut bertentangan dengan keyakinan agama.
Namun, itu seperti budaya masyarakat masa lalu saat menghadapi pagebluk.
"Kalau tahun 1960-an, orang zaman dulu juga membuat penangkal pagebluk. Dulu lebih ekstrem. Bonekanya juga terbuat dari bahan-bahan khusus. Air dalam ember juga diberi bunga-bunga. Kalau sekarang ini, masyarakat membuat dari bahan seadanya," katanya.
"Ini hanya bagian dari cara saja. Ikhtiar, tetap berdoa dan menjaga diri, masih yang utama,” imbuhnya.
Dia mengaku sempat didatangi kepala desa hingga Kapolsek Sukodono yang meminta untuk menarik atau menurunkan boneka tersebut.
Sebab, letaknya di dekat jalan dapat membuat orang lain ketakutan saat melintas. Terutama saat malam hari.
"Kalau saya, silakan saja. Bahkan saya menawarkan untuk mengumumkan di masjid bahwa boneka tersebut diminta Pak Kades untuk diambil lagi. Namun, akhirnya tidak jadi. Pak Kades tidak mau memberi perintah seperti itu kepada warga,” pungkasnya. (msidkinali/rj)
Jangan Lewatkan Video Terbaru: