Mencurigakan...82 Menit Habiskan Rp 44 Miliar di Meja Judi
jpnn.com - WELLINGTON - Penjudi asal Tiongkok, William Yan akhirnya kena batunya. Dia harus berurusan dengan polisi di Selandia Baru.
Hobi Yan yang satu ini memang mencurigakan. Sepanjang 2001–2013 dia telah mempertaruhkan uang senilai NZD 300 juta atau setara dengan Rp 2,7 triliun. Dalam salah satu permainan, Yan bahkan sempat menghabiskan NZD 5 juta (Rp 44,6 miliar) hanya dalam hitungan 82 menit.
Yan tidak melulu kalah. Sebab, dalam kurun waktu 12 tahun tersebut, dia memperoleh uang NZD 263 juta (Rp 2,3 triliun) dari kemenangannya berjudi. Jumlah tersebut murni hasil kemenangannya di luar uang yang dia pertaruhkan. Kasus Yan itu mencuat setelah dokumen pengadilan yang diserahkan pihak kepolisian bocor kepada publik.
Kegilaan Yan dalam berjudi tersebut membuat kasino SkyCity, Auckland, Selandia Baru, curiga. Yan memang biasanya berjudi di VIP lounge Sky City. Mereka lantas melapor kepada pihak kepolisian terkait dengan transaksi mencurigakan yang dilakukan Yan.
Sebab, selama berjudi, ada pihak luar yang mentransfer sejumlah uang dengan nominal cukup besar ke rekening SkyCity. Sebagian uang itu kemudian dipakai berjudi dan sebagian lainnya digunakan untuk membeli barang-barang mewah.
Contohnya, ada transfer uang senilai NZD 2,3 juta (Rp 20,5 miliar) ke rekening istri Yan, yaitu Vienna You, dari dealer valuta asing. Istrinya lantas mendepositokan uang tersebut ke rekening milik SkyCity. Tiga puluh menit kemudian, Yan melakukan penarikan NZD 500 ribu (Rp 4,5 miliar) dalam bentuk tunai dan sebagian lainnya berbentuk chip judi.
Uang dan chip itu lalu diserahkan kepada agen perumahan yang sudah menunggu di dalam kasino. Yan membeli sebuah apartemen Kompleks Metropolis di lantai 35 dengan nomor 3505. Apartemen tersebut terhubung dengan penthouse miliknya di lokasi yang sama.
’’Melihat waktu transaksi ini, Yan tampaknya menggunakan rekening You untuk menerima uang, kemudian memfilternya melalui SkyCity. Dia lalu menarik uang tunai untuk membeli apartemen 3505,’’ kata Sersan Detektif Auckland Keith Kay, Sabtu (20/2).