Mendikbud Didesak Prioritaskan Kasus Ini ketimbang Pemaksaan Memakai Jilbab di Sumbar
jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim mempertanyakan sikap Mendikbud Nadiem Makarim dalam menyikapi kasus pornografi di sekolah. Sangat berbeda dengan sikap Nadiem yang sangat sigap merespon kasus jilbab di Padang baru-baru ini.
"Mas Nadiem kok lebih care terhadap kasus jilbab di Padang dibandingkan kasus buku pelajaran siswa kelas XII SMA yang mengandung unsur pornografi," kata Satriwan di Jakarta, Kamis (11/2).
"Padahal konten pornografi seperti di buku palajaran jelas-jelas akan merusak pendidikan dan moral anak bangsa," sambungnya.
Dia menyebutkan, buku pelajaran Sosiologi SMA Kelas XII yang sebenarnya membahas topik mengenai "Pemberdayaan Masyarakat Kampung Naga" di Jawa Barat ini, justru di dalamnya memberikan tautan situs yang bermuatan pornografi. Berdasarkan fakta tersebut P2G meminta:
1. Kemendikbud dalam hal ini Mendikbud Nadiem Makarim segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat agar buku Sosiologi Kelas XII yang sudah beredar dan dipakai sebagai sumber pembelajaran siswa tersebut ditarik dari peredaran.
'Jika sulit dilakukan, P2G meminta Mas Menteri berkoordinasi dengan Kemenkominfo agar segera memblokir situs tersebut. Sebab, hingga rilis pernyataan resmi ini dibuat, situs tersebut masih eksis dan belum diblokir,' tegas Satriwan.
2. P2G melihat Kemendikbud lagi-lagi kecolongan mengenai konten buku yang semestinya bersih dari unsur permusuhan SARA, radikalisme, konten pornografi, dan konten-konten yang membahayakan pendidikan dan moral anak bangsa.
Kemendikbud semestinya lebih berhati-hati dan selektif dalam membuat buku dan harus lebih ketat mengawasi konten buku yang beredar dan digunakan siswa/guru.