Menelan Ludah di Tongkat Bambu Lantai 30 dan 60
Di lantai 30 dan lantai 60, sekitar detik ke-9 dan detik ke-18, telinga mulai bereaksi. Seperti saat naik pesawat menjelang landing, turun dari ketinggian 10.000 kaki, melewati perbedaan tekanan udara yang ekstrem. Harus menelan ludah, agar telinga kembali normal, tidak “buntu” oleh sesuatu yang mengganjal dari dalam.
Pada saat turun lift, sensasi berbeda lagi. Turun sedikit lebih lama, sampai 54 detik, sampai ke lantai 5. Saya tidak tahu, mengapa turun kok lebih lambat? Logika awam saya, harusnya lebih cepat? Ya, tapi itu benar-benar logika awam, karena saya tidak tahu apa dampaknya kalau dipercepat? Sensasi inilah yang bagi saya, cukup menghibur.
Keempat, sisi menarik lain dari gedung 101 itu, adalah pendulum raksasa anti gempa berbentuk bola yang digantung di satu puncak lantai atas. Bola berwarna kuning yang digantung sebagai pendulum itulah yang selalu menjadi objek foto pengunjung. Dari posisi turun lift di atas, harus turun satu lantai, untuk menyaksikan pendulum itu lebih dekat. Bola berton-ton beratnya itu berfungsi sebagai stabilisator saat terjadi gempa, maupun tiupan keras angin taifun, semacam tornado-nya Taiwan.
Negeri Taiwan itu sendiri berada di pulau Formosa, sebuah nama yang dibawa Portugis untuk menyebut “pulau cantik” dengan istilah Ilha Fomosa di utara Manila, di selatan Jepang dan sebelah timur Hongkong. Pulau ini berada di pasifik, dan termasuk jalur bahaya gempa bumi dan angin tornado (taifun). Karena itu, Pemerintahan Ma Ying-Jeou ketat melakukan peraturan pembatasan tinggi apartemen atau gedung pencakar langit.
Kelima, hal menarik lain, berada di gedung itu sudah seperti overlook Taipei, melihat dari atas. Anda bisa meminta mesin recorder, menjelaskan apa yang anda temukan di sisi nomor berapa? Tinggal pencet tombolnya, dia akan menjelaskan detail dari bangunan satu ke yang lain? Distrik apa, gedung apa saja, tamah apa, jalan apa, ada apa saja di sana? Barangnya mirip handphone, dan tidak harus membayar alias free. Mungkin sudah include sebagai fasilitas orang yang untuk sampai di puncak gedung itu harus membayar tiket 450 NT atau sekitar Rp 400 ribuan.
Memang tidak seperti gedung Eureka Skydeck, di Melbourne, Australia sana, yang menawarkan satu sesi menaikkan adrenaline dengan membayar tambahan 25 AUS Dolar. Yakni masuk ke satu ruangan, atas bawah, kiri kanan ruangan itu terbuat dari kaca bening, lalu dari ketinggian kotak yang kita berada di dalamnya itu ditarik keluar gedung separuhnya. Tentu, kita yang berada di dalam dibuat griming-griming. Karena kita di atas lantai kaca bening, yang bisa melihat langsung ke bawah. Wow.