Menelusuri Benteng-Benteng di Surabaya, Saksi Gigihnya Para Pejuang
jpnn.com - SAAT mendengar naama Kedung Cowek, sebagian besar pikiran publik Surabaya akan tertuju pada Jembatan Suramadu. Bangunan yang menjadi penghubung Pulau Jawa dan Madura itu memang sudah menjadi ikon kota.
Bahkan, Jembatan Suramadu menjadi salah satu tujuan wisata di sekitar Kota Surabaya.
Tapi, di balik megahnya Jembatan Suramadu dan berjarak hanya ratusan meter arah timur dari Surabaya, tersimpan bukti sejarah yang sangat berharga bagi Kota Pahlawan.
Sebuah bangunan yang tertutup rerimbunan vegetasi dan semak-semak itu merupakan saksi sejarah pertempuran 10 November. Ya, bangunan itu adalah salah satu saksi gigihnya para pejuang yang berjumlah 200 personel dari Batalyon Sriwidjaja mempertahankan Surabaya dari serangan pasukan Inggris melalui darat dan udara.
Bangunan itu disebut Benteng Kedung Cowek. Benteng itu memang seakan terlupakan di tengah pesatnya pembangunan kota. Kondisinya tidak terurus, bahkan memprihatinkan. Padahal, dilihat dari arsip milik koleksi Nationaal Archive Den Haag, benteng itu dibangun pada 1900 dengan panjang 1,6 kilometer di bibir pantai.
Jawa Pos dibantu komunitas pencinta dan pemerhati sejarah Roode Brug Soerabaia serta perwakilan dari Koramil Kenjeran, Kodim Surabaya Timur, dan Satkopaska Armatim menelusuri sisa-sisa sejarah di Benteng Kedung Cowek beberapa waktu lalu.
Turut serta pula, penulis buku Benteng-Benteng Surabaya Ady Setiawan. Dia menjelaskan perihal beberapa sudut bangunan yang masih tersisa bekas pertempuran dahsyat itu. (rid/sep/c7/fat)