Mengaku Pernah Ditawari jadi Menteri
jpnn.com - JAKARTA - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis tak mempersoalkan tidak adanya satu pun menteri di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla berasal dari Bumi Khatulistiwa itu.
Yang penting bagi Cornelis, pemerintah maupun menteri-menteri yang ada bisa membawa serta meningkatkan perhatian maupun pembangunan di berbagai bidang di Kalbar. Misalnya di bidang kesehatan, daerah terpencil, pendidikan, maupun lainnya.
"Jangan cuma diangkat (diambil) sumber daya alamnya mulai dari sejak Orde Baru sampai sekarang, tapi Kalbar tidak maju-maju. Kalau saya prinsipnya, bagaimana Kalbar bisa maju bukan soal (ada tidaknya wakil Kalbar) duduk di kabinet," kata Cornelis menjawab JPNN di Jakarta.
Dia katakan, tidak mesti ada menteri dari Kalbar di pemerintahan Jokowi-JK. Tapi kata dia, bagaimana keberpihakan pemerintah terhadap Kalbar itulah yang diharapkan.
"Nah, kalau masyarakat sudah cerdas-cerdas, pintar-pintar, semua infrastruktur terbangun baru kita bertarung siapa yang mau jadi presiden, bukan jadi menteri. Kalau saya pertarungannya jadi presiden," kata Cornelis.
Namun, karena melihat kondisi seperti sekarang ini Cornelis enggan mengajukan nama-nama untuk menjadi menteri. Sebab, Cornelis khawatir kalau nanti menyodorkan nama menteri kemudian orang yang disodorkan itu membuat masalah, maka akan buat malu saja.
"Tapi, kalau kita lihat kondisi seperti ini kita sodorkan orang kita, nanti memalukan. Dan orang juga tidak pernah minta rekomendasi dari kita, tahu-tahunya kita sodorkan dia jadi menteri, nanti tahu-tahunya memalukan," ujar Cornelis.
Saat dikonfirmasi apakah sempat ditawari untuk menjadi menteri, Cornelis mengakuinya. "Saya ditawari, cuma saya tahu diri. Rezeki saya sampai gubernur saja, sudah," katanya.