Mengejar SARS
Oleh Dahlan IskanRobert Lai terus menelepon saya dari Singapura. Sehari tiga kali. Ia memonitor saya ke mana saja. Ketika saya kemukakan akan ke Jakarta ia keberatan.
"Rapat penting," kata saya.
"Ganti dengan video call," katanya.
"Suhu Jakarta panas," kilah saya.
"Singapore juga panas. Nyatanya ada yang terkena," bantahnya.
Robert, teman baik saya itu, mengategorikan saya sebagai yang rawan terkena virus. Maklum setiap hari saya harus meminum obat immunosuppression.
Kekebalan tubuh saya sengaja diturunkan. Agar hati baru saya tidak ditolak oleh sistem tubuh saya.
Saya juga mengingatkan teman-teman sesama penerima transplantasi organ untuk lebih hati-hati. Termasuk teman saya di Balikpapan yang sukses menjalani ganti jantung di Beijing.