Mengenal Geosite Batu Basiha, Warisan Purbakala yang Diakui UNESCO
jpnn.com, TOBA - Upaya menarik wisawatan terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara.
Salah satunya yakni mengembangkan daya tarik Geosite Batu Basiha dan kawasan sekitarnya menjadi lokasi ekowisata dan agrowisata.
“Di sana ada sawah, ada juga kehidupan sehari-hari masyarakat. Jadi, ini akan digabungkan dengan agrowisata maupun ekowisata yang ada di sana," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Toba Jhon Piter Silalahi di Medan, Sabtu (27/2).
Geosite Batu Basiha terletak di Desa Aek Bolon, Balige, Kabupaten Toba dan salah satu di antara 16 geosite yang telah diakui Dewan Eksekutif United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 7 Juli 2020 menjadi anggota UNESCO Global Geopark.
Geosite Batu Basiha merupakan salah satu situs peninggalan sejarah yang terbentuk dari pecahan batu akibat letusan Gunung Api Toba pada ratusan tahun lalu.
Tokoh Adat Desa Aek Bolon Timbul Napitupulu mengatakan nama Batu Basiha diambil dari bahasa batak yaitu Batu Sian Hau yang artinya batu dari kayu.
Berdasarkan mitologi masyarakat, Batu Basiha terbentuk dari tumpukan kayu yang rencananya untuk membangun sebuah rumah adat batak oleh nenek moyangnya yaitu oppung Manggak Napitupulu.
"Tetapi setelah tersambar petir tumpukan kayu tersebut berubah menjadi batu," tutur dia.