Mengenal Yohanes Handoko, Guru Les Bahasa Inggris Joko Widodo
Pakai Inggris Jawa, Murid Tersebar di AS dan Eropajpnn.com - HUBUNGAN emosional guru dan murid beserta orang tuanya mengantarkan Yohanes Handoko pada tangga kesuksesan. Sejak lama dia dipercaya Joko Widodo untuk membantu menyempurnakan kemampuan bahasa Inggris sang presiden. Bagaimana kisahnya?
-------------
BAYU PUTRA, Solo
-------------
HOUSE of Knowledge (HK) terletak di salah satu sudut kawasan Sumber, Kota Solo. Bangunannya cukup sederhana, serupa rumah tradisional Solo yang bertipe joglo. Pohon mangga tampak menghiasi halaman HK yang sekaligus menjadi peneduh di tengah teriknya udara Solo Kamis lalu (27/11).
Sebagai penanda, hanya ada plang kecil bertulisan House of Knowledge di ujung gang. Kemudian, di dinding depan bangunan terdapat pigura kaca yang membingkai nama tempat kursus tersebut.
Di rumah itulah Handoko mengendalikan seluruh kegiatan les privat bahasa Inggris 13 tahun terakhir, sejak beroperasi pada 2001.
Di rumah tersebut ada satu ruangan berukuran sekitar 2,5 x 2,5 meter tempat menerima tamu atau murid yang hendak belajar. Isinya hanya dua kursi kayu dan meja kursi untuk tempat dia mengajar.
Di sebelah rumah itu terdapat satu rumah yang digunakan untuk mengajar kelompok kecil. Terdapat tiga kamar plus ruang tengah yang masing-masing bisa menampung sekitar sepuluh murid.
Handoko mengkhususkan tempat kursusnya untuk les privat. Baru dua tahun belakangan dia membuka kelas reguler. Itu pun gratis. Program kelas reguler gratis yang dinamai Chilli Pari English Program tersebut digagas Gibran Rakabuming Raka, putra pertama Presiden Joko Widodo. Gibran menggandeng HK untuk menjalankan program tersebut.
"Kami mulai sejak 7 Mei 2012 dan sekarang muridnya sekitar 500-600 siswa di tujuh tempat di Solo," tutur Handoko. Yakni, kawasan Sumber, Banyuanyar, Munggung, Nusukan, Klodran, Pajang, dan Jajar.
Program itu menyasar siswa SD sampai SMA dari kalangan kurang mampu dan sepenuhnya dibiayai Gibran.
Pria Asli Solo tersebut sudah 17 tahun berkecimpung di dunia pendidikan bahasa Inggris. Cukup banyak murid yang sudah merasakan sentuhannya, termasuk keluarga Jokowi. Mulai Jokowi sendiri, sang istri Iriana, hingga ketiga putranya pernah dibimbing Handoko.
Ketika disinggung mengenai hal tersebut, Handoko merendah. "Bukan guru kalau menurut saya. Saya tinggal memoles dan meningkatkan saja," ucapnya seraya tersenyum. Menurut dia, dengan jam terbang tinggi sebagai pengusaha, dalam penilaiannya, Jokowi sudah fasih berbahasa Inggris. Dia mengetahui hal tersebut jauh sebelum Jokowi menjadi wali kota Solo.
Putra pasangan C.K. Hariseputro dan M.F. Hari Suwarni (mendiang) itu menuturkan awalnya sama sekali tidak pernah berpikir akan berkecimpung di dunia pendidikan, apalagi bahasa Inggris.
Sebab, pada dasarnya dia tidak menyukai bahasa Inggris. Ayahnya pun sampai meminta dia untuk les. Nah, di antara lima saudaranya, hanya Handoko yang les bahasa Inggris sampai selesai.
Saat itu cita-cita Handoko sebenarnya berdagang. "Maunya saya itu dipundhutke (dibelikan) kios kecil saja di (pasar) Klewer. Saya mau jualan kain. Saya nggak mau kuliah," kenang pria 41 tahun itu.
Namun, akhirnya dia kuliah di Universitas Muhammadiyah Solo dan ABA Pignatelli, menempuh jurusan pendidikan bahasa Inggris.
Saat kuliah itulah, dia baru menyadari memiliki talenta di bidang bahasa Inggris. "Kalau ada ujian bahasa Inggris, nilai saya selalu di atas rata-rata. Ternyata saya bisa bahasa Inggris di atas rata-rata," lanjut pria yang berulang tahun setiap 15 September tersebut.
Dia pun mencoba magang dan memberikan bimbingan belajar untuk siswa. Sang ayah yang melihat talenta Handoko pun memintanya membantu mengajar di sekolah. Kebetulan, ayah Handoko merupakan kepala SLB C Surakarta. Sejak saat itulah, Handoko menghapus cita-citanya menjadi pedagang dan mulai merajut mimpi membangun tempat kursus bahasa Inggris.
Pada 1997 dia memulai karir dengan mengajar privat dari rumah ke rumah. Diakui, itu sangat berat. Pada awal-awal mengajar, dia hanya menangani empat kelas. Artinya, empat kali pertemuan per pekan. Selebihnya, dia menganggur. Handoko tidak mau menyerah.
Dia mengembangkan metode sendiri dalam mengajar yang akhirnya membuatnya bisa konsisten dan sukses hingga saat ini.
Karena sejak awal Handoko mengajar les privat, metode yang dikembangkan pun sangat personal. Pertama, dia akan mengetes kemampuan calon murid. Dengan demikian, akan ketahuan kelemahan si murid dalam berbahasa Inggris. Apakah di bidang writing, speaking, atau lainnya. Otomatis, setiap murid akan menerima materi yang berbeda.
"Bahkan, untuk kelasnya Mas Gibran itu, kami tidak pernah berhenti. Ratusan materi kami buat," lanjut pria yang juga dosen di Politeknik ATMI (Akademi Teknik Mesin Indonesia) Surakarta itu.