Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mengerikan! Pengakuan Matobato, Mantan Death Squad di Filipina

Jumat, 16 September 2016 – 09:06 WIB
Mengerikan! Pengakuan Matobato, Mantan Death Squad di Filipina - JPNN.COM
Edgar Matobato. Foto: AFP

Bahkan Duterte juga pernah turun tangan. Pada 1993, dia dan anggota lain death squad sedang dalam sebuah misi di Davao ketika mereka mendapati jalanan diblokade tim dari Departemen Kehakiman. Mereka pun terlibat dalam baku tembak. Duterte yang saat itu menjadi wali kota Davao, datang ke lokasi. ”Jamisola (staf departemen kehakiman) masih hidup ketika Duterte datang. Dia menembakkan dua magasin Uzi kepadanya,” terang Matobato.

Jumlah pembunuhan tersebut terbilang kecil jika dibandingkan dengan yang terjadi di Filipina saat ini. Di hadapan Senat, Kepala Kepolisian Filipina Ronald Bato mengungkapkan bahwa kampanye antinarkoba Duterte sejak menjadi presiden telah menewaskan 3.541 orang. Padahal, Duterte baru 78 hari menjabat kepala negara. 

Hanya 1.506 di antara jumlah tersebut yang ditembak mati dalam operasi serangan oleh polisi. Sebaliknya, 2.035 orang lainnya dibunuh orang tidak dikenal. 

Martin Andanar, juru bicara Duterte, meragukan pernyataan Matobato. Dia tidak yakin Duterte telah memerintahkan pembunuhan sadis lebih dari seribu orang tersebut. ”Komisi HAM sudah lama menyelidiki hal tersebut dan sampai saat ini tidak ada gugatan yang diajukan,” ujarnya. 

Namun, keterlibatan Duterte dalam aksi death squad tidak perlu diragukan. Sebab, Duterte sendiri yang menyatakan bahwa dirinya adalah bagian dari kelompok sadis tersebut. Pengakuan itu diungkapkan Duterte pada Mei 2015 alias sebelum maju sebagai salah seorang kandidat presiden Filipina. ”Saya? Mereka mengatakan bahwa saya bagian dari death squad? Benar, itu benar,” ujarnya ketika diwawancarai televisi lokal di Davao tentang laporan pembunuhan yang dilakukan death squad.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Davao Paolo Duterte juga menampik tudingan yang diarahkan kepada ayah dan dirinya. Dia menyebut Matobato sebagai pria gila. Karena itu, Paolo tidak akan menjawab tudingan-tudingan tersebut. ”Perkataan De Lima dan Matobato di publik adalah tuduhan tanpa bukti. Itu hanya desas-desus,” tegasnya. (reuters/afp/bbc/sha/c10/any/jpnn)

Tudingan Edgar Motabato 

• Anak sulung Duterte dari istri pertama, Paolo, pernah menggunakan narkoba. Paolo pernah memerintah death squad membunuh seorang pemilik hotel karena rebutan cewek pada 2014. Saat ini, Paolo menjadi wakil wali kota Davao. 

MANILA - Edgar Matobato menjadi perhatian seluruh anggota senat Filipina dalam rapat dengar pendapat di Manila, Kamis (15/9). Cerita-ceritanya mengerikan,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close